Metode bayi tabung pun semakin populer di kalangan pasangan suami istri yang sulit mendapatkan anak.
Sebagian pasangan biasanya akan menjalani program bayi tabung ketika sudah mencoba berbagai cara untuk mendapatkan buah hati, misalnya mengatur pola makan, mengonsumsi obat-obatan, hingga inseminasi buatan.
Selama bayi tabung, sel telur yang matang diambil, dikumpulkan dari ovarium, dan dibuahi oleh sperma di laboratorium.
Kemudian, sel telur yang dibuahi (embrio) dipindahkan ke rahim.
Peluang seseorang untuk sukses menjalankan bayi tabung tergantung pada banyak faktor, seperti usia dan penyebab infertilitas.
Tah kah tingkat kesuksasan tersebut ada hubungannya dengan usia.
Tingkat Keberhasilan di Usia Sebelum 40 Tahun
Wanita yang berusaha melakukan bayi tabung, memiliki peluang besar untuk memiliki bayi dengan telurnya sendiri setidaknya hingga usianya di awal 40-an.
Tingkat keberhasilan turun hingga mendekati nol begitu mencapai usia 44 tahun.
Tapi seorang wanita berusia awal 40-an tetap memiliki peluang kehamilan dengan bayi tabung.
Dengan asumsi bahwa dia masih mengalami menstruasi teratur dan masih melepaskan telur.
Sementara pada usia 44 tahun, kesuburan sudah pasti berkurang.
Semakin muda seorang wanita, semakin besar pula kemungkinan dia akan berhasil melahirkan anak dengan menggunakan metode bayi tabung.
Wanita berusia 20-an dan awal 30-an pun memiliki peluang kesuksesan yang tinggi dengan menggunakan bantuan teknologi reproduksi ini.
Hal ini menjadi pengingat bahwa usia tetap menjadi faktor utama yang berkaitan dengan keberhasilan kehamilan.(*)
Baca Juga: Ingin Segera Menjalani Program Bayi Tabung? 5 Makanan Penunjang Kesuksesan Agar Cepat Hamil