1. Pemahaman masyarakat: Stunting tidak menghambat perkembangan otak (kognitif tidak terganggu).
Baca Juga: Pilihan Obat Kaki Kapalan Hitam Tersedia di Apotek, Coba Cek!
Bukti ilmiah kedokteran: Stunting berdampak pada kognitif anak, yang dapat menyebabkan anak sulit untuk berpikir dan pertumbuhan kecerdasan anak terhambat.
2. Pemahaman masyarakat: Stunting bukan karena kurang gizi pada anak.
Bukti ilmiah kedokteran: Stunting akibat malnutrisi kronis.
3. Pemahaman masyarakat: Stunting bukan karena kesalahan atau kelemahan pola asuh.
Bukti ilmiah kedokteran: Stunting adalah bagian dari parenting dan pola asuh orangtua kepada anak.
4. Pemahaman masyarakat: Stunting bukan karena masalah malnutrisi kronis.
Bukti ilmiah kedokteran: Malnutrisi kronis pada stunting adalah bentuk dari kondisi medis kronis.
5. Pemahaman masyarakat: Stunting tidak ada hubungan dengan kesulitan membeli dan mengakses makanan bergizi.
Bukti ilmiah kedokteran: Stunting berkaitan dengan afordabilitas (keterjangkauan) pangan bergizi.
6. Pemahaman masyarakat: Stunting tidak dipengaruhi oleh aspek sosio-ekonomi keluarga.
Bukti ilmiah kedokteran: Stunting dipengaruhi erat oleh ketahananan keluarga.
Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa edukasi terkait stunting menjadi hal dasar yang perlu dilakukan berbagai pihak agar masyarakat mengenal bahayanya stunting bagi generasi selanjutnya.
Edukasi terkait dengan edukasi tentang gizi dan stunting serta pola makan yang tepat juga tentunya diiringi dengan ketersediaan bahan makanan bergizi serta menyediakan layanan kesehatan untuk anak yang dapat terakses. (*)
Baca Juga: Indonesia Turunkan Angka Stunting Hingga 3 Persen di 2022, Mampukah? Ini Upaya yang Ditempuh