Find Us On Social Media :

Lutut Nyeri Saat Menekuk Kaki atau Meluruskannya, Kemungkinan Bursitis

Lutut nyeri saat diluruskan atau diktekuk, indikasi bursitis.

GridHEALTH.id - Tidak sedikit diantara kita yang pernah merasakan, saat meluruskan kaki lutut terasa sakit.

Ada juga yang merasakan sakit lutut, saat mencoba menekuk kakinya.

Kondisi tersebut tidak mengenakan, apalagi sakit yang dirasa datangnya dari lutut.

Tahu kah, lutut adalah salah satu sendi terbesar dalam tubuh, terdiri dari 3 buah tulang – tulang paha (femur), tulang kering (tibia), dan tempurung lutut (patella) – yang disatukan oleh sebuah jaringan luas yang terdiri dari ligamen, tulang rawan, tendon dan otot.

Karena lutut merupakan sebuah struktur penting yang bertanggung jawab terhadap gerakan dan menanggung beban, maka sangatlah penting untuk memahami kondisi yang dapat memengaruhi fungsinya.

Baca Juga: Obat Mata dari Bahan Alami dengan Daun Sirih, Sembuhkan Iritasi

Adapun sakit lutut pada kasus di atas, saat menekuk kaki atau meluruskan kaki, bisa jadi itu adalah Bursitis.

Bursitis adalah salah satu faktor yang sering kali menyebabkan lutut terasa nyeri saat ditekuk atau diluruskan.

Kondisi ini terjadi karena peradangan pada bursa, yaitu pelumas dan bantalan di sekitar sendi.

Peradangan pada bursitis menyebabkan sendi mengalami pembengkakan, terasa nyeri saat disentuh, dan sulit digerakkan atau ditekuk.

Bursitis adalah kondisi yang umum terjadi pada bagian tubuh yang sering melakukan gerakan berulang, seperti bahu, siku, pinggul, lutut, tumit, dan pangkal jempol kaki.

Baca Juga: Saat Diare Dianjurkan Makan Telur Rebus, untuk Memperlambat Gerak Usus

Perlu diketahui sakit seperti kasus di atas alias bursitis, juga bisa terjadi di ruas sensi besar lainnya di tubuh manusia.

Misal, terjadi pada bahu, siku, dan pinggul.

Kondisi ini bisa dipicu oleh gerakan atau tekanan berulang pada sendi. Baca ulasan berikut untuk mengetahui lebih lanjut tentang penyebab, gejala, dan pengobatan bursitis.

Kondisi ini dapat dialami oleh semua kalangan usia dan jenis kelamin.

Meski begitu, seseorang memiliki risiko bursitis lebih tinggi seiring bertambahnya usia.

Baca Juga: Kesemutan hingga Sering Menguap, Indikasi Mengalami Kolesterol Tinggi

Terlebih pada orang yang aktif bekerja dengan gerakan berulang, seperti pelukis.

Adapun penyebab bursitis secara umum adalah adanya gerakan secara berulang sehingga memberikan tekanan di sekitar sendi.

Tiga Kondisi yang Sering Sebabkan Bursitis:

Gerakan Berulang Pada Sendi

Gerakan berulang pada sendi menjadi penyebab paling umum dari bursitis. Gerakan berulang dapat memberikan tekanan pada sendi, akibatnya sendi mengalami peradangan. Contohnya yaitu ketika Anda berlutut atau bersandar pada siku terlalu lama atau melempar bola terus-menerus.

Cedera Sendi

Cedera sendi merupakan salah satu penyebab bursitis yang dipicu oleh tekanan berat pada sendi, seperti memikul benda berat, membentur benda padat, atau kecelakaan yang mengakibatkan trauma sendi dan tulang yang mengenai bursa.

Infeksi atau Penyakit Tertentu

Beberapa gangguan kesehatan yang dapat menyebabkan bursitis adalah lupus, diabetes, penyakit tiroid, dan radang sendi.

Baca Juga: Percaya Tidak Percaya, Nyatanya 5 Jenis Daun Rebusan Ini Bisa Mengatasi Hipertensi

Selain tiga penyebab utama bursitis di atas, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami bursitis, antara lain:

* Usia, semakin bertambahnya usia maka risiko seseorang terkena bursitis semakin tinggi.

* Memiliki riwayat penyakit seperti asam urat dan diabetes.

* Menggeluti hobi atau aktivitas yang memerlukan gerakan-gerakan berulang, seperti bermain musik.

* Berat badan berlebih atau obesitas.

* Kurang melakukan pemanasan sebelum berolahraga.

* Terbiasa duduk membungkuk sehingga memengaruhi postur tubuh.

Pengobatan Bursitis

Ada beberapa pilihan pengobatan yang bisa dijalani oleh pasien bursitis, antara lain:

Fisioterapi

Fisioterapi adalah pengobatan yang dilakukan untuk memperkuat otot-otot di sekitar bursa dan persendian.

Melakukan fisioterapi dengan terapi fisik dapat membantu mencegah kambuhnya bursitis.

Baca Juga: Hati-hati Pekerja Shift Malam Berisiko Mengalami Kanker Usus

Beberapa terapi fisik yang mungkin akan dilakukan oleh pasien bursitis adalah sebagai berikut:

* Perbaikan postur tubuh dan cara berjalan.

* Melatih berbagai cara untuk menghindari cedera.

* Terapi air.

* Terapi jaringan lunak.

* Program latihan fisik sesuai dengan kondisi masing-masing pasien.

Pemberian Obat-obatan

Mengingat penderita bursitis umumnya mengalami nyeri pada sendi, dokter biasanya akan merekomendasikan obat pereda rasa nyeri, seperti golongan obat nonsteroidal anti-inflammatory (NSAID).

Dokter juga akan meresepkan antibiotik apabila peradangan pada bursa terjadi karena infeksi. Bahkan, dokter mungkin akan menyuntikkan kortikosteroid pada bursa jika gejala tak kunjung membaik.

Alat Bantu

Tak jarang penderita bursitis mengalami susah gerak. Kondisi ini tergantung pada letak terjadinya bursitis. Misalnya, jika bursitis terjadi di area kaki maka penderita akan sulit berjalan. Begitu juga jika bursitis terjadi di siku tangan, maka tangan akan sulit digerakkan.

Karena itu, tongkat jalan, kruk, bidai, dan lainnya akan sangat membantu mengurangi tekanan pada area terjadinya bursitis.

Apabila bursitis terjadi pada siku atau tangan, Anda akan disarankan menggunakan arm sling untuk menyangga tangan sementara waktu hingga kondisi membaik.

Baca Juga: Saat Nyeri Sendi Kambuh, Lakukan 3 Cara Ini Untuk Mengatasinya Dimanapun

Operasi

Jika sudah dalam kondisi parah, maka pengobatan yang akan direkomendasikan kepada pasien bursitis adalah operasi.

Operasi menjadi pilihan terakhir apabila kondisi pasien tak kunjung membaik bahkan setelah menjalani perawatan bursitis selama 6 bulan hingga satu tahun.

Mencegah Bursitis

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah bursitis adalah sebagai berikut:

* Hindari melakukan gerakan berulang-ulang dalam waktu lama.

* Lakukan pemanasan yang cukup sebelum berolahraga.

* Istirahat yang cukup.

* Kenali batas toleransi tubuh terhadap aktivitas tertentu, jangan memaksakan diri melakukan aktivitas yang terlalu berat melebihi kemampuan.

* Melakukan pemeriksaan rutin, terutama jika memiliki kondisi tertentu seperti diabetes, penyakit autoimun, atau asam urat.(*)

Baca Juga: 15 Makanan Untuk Menjaga Kesehatan Ginjal, Cari Tahu di Sini!