GridHEALTH.id – Pernah mengalami atau bahkan sering mengalami nyeri saat buang air besar (BAB)? Apakah ini menjadi tanda dari penyakit serius?
Daripada menduga-duganya lebih jauh, simak penjelasan berikut ini mengenai nyeri saat BAB dan penyebabnya yang perlu diwaspadai, serta penanganan dan pencegahannya.
Nyeri saat BAB adalah kondisi yang dialami seseorang saat sedang buang air besar dan kesulitan dalam mengejan, salah satu penyebab yang umum dialami adalah sembelit.
Simak penyebab lainnya yang menjadi tanda dari penyakit dengan adanya nyeri saat BAB berikut ini.
Penyakit yang Ditandai Dengan Nyeri Saat BAB
1. Sembelit
Sembelit yang dialami seseorang bisa membuat tinja menjadi keras dan besar, sehingga bisa terasa sakit saat mengeluarkannya, inilah yang menyebabkan nyeri saat BAB.
Pengobatan untuk sembelit atau konstipasi ini akan bergantung pada diagnosis yang ada, umumnya dokter menyarankan untuk perbanyak asupan air dan serat sebagai langkah pertama mengobati sembelit.
Jika tidak ada perbaikan dalam 2-3 hari, nyeri berkembang menjadi lebih menyakitkan maka penting untuk mencari pertolongan medis dan memerlukan obat pencahar lanjutan.
2. Wasir
Wasir adalah penyakit lainnya yang ditandai dengan nyeri saat BAB, kondisi ini karena pembuluh darah bengkak di bawah atau atas kulit di anus, disertai dengan ada darah di tinja. Untuk mengobati kondisi ini bisa menggunakan perawatan OTC.
3. Fisura anus
Penyakit yang ditandai dengan nyeri saat BAB lainnya adalah fisura anus, yaitu kondisi saat ada robekan pada kulit di sekitar anus. Dari nyeri saat buang air besar atau sembelit dapat menyebabkan fisura. Layanan kesehatan bisa memberikan obat untuk pelunak feses, namun dalam kasus kronis bisa saja diperlukan pembedahan.
4. Diare
Diare menjadi salah satu penyakit yang ditandai dengan nyeri saat BAB, biasanya buang air besar karena diare akan berbentu encer atau berair per hari. Kasus diare kronis dapat berlangsung lebih dari 4 minggu. Pengobatan diare yang bisa direkomendasikan adalah loperamide (Imodium).
5. Penyakit radang usus
Ada dua jenis penyakit radang usus adalah kolitis ulserativa dan penyakit Crohn. Orang dengan colitis ulserativa umumnya mengalami diare berdarah dengan atau tanpa lendir. Diare dapat menyebabkan rasa sakit saat buang air besar, meliputi juga penurunan berat badan dan sering buang air besar.
Baca Juga: Nyeri Saat Haid Jangan Diremehkan, Bisa Jadi Tanda 5 Penyakit Ini
Untuk mengobati penyakit radang usus, maka diperlukan obat tertentu seperti prednisone yang berfungsi menekan sistem kekebalan tubuh. Obat-obat ini juga mengurangi peradangan untuk mengatasi gejala. Ada juga yang perlu mengonsumsi kortikosteroid secara teratur sebagai pengobatan jangka panjang.
6. Kanker anus
Nyeri saat BAB juga bisa menjadi tanda dari adanya kanker anus, dimana ada tumor berkembang di sekitar anus, sehingga membuat buang air besar terasa nyeri. Gejala lainnya adalah pendarahan dari anus, rasa sakit atau iritasi pada anus atau panggul, penurunan berat badan, inkontinensia.
Pengobatan terkait kanker anus akan sangat bervariasi, bergantung pada kesehatan keseluruhan pasien, dan semua perlu dikonsultasikan dengan tim medis.
7. Intoleransi dan kepekaan terhadap makanan
Orang dengan intoleransi atau kepekaan terhadap makanan akan sangat mungkin menyebabkan seseorang merasakan nyeri saat BAB atau diare, contoh yang paling banyak dialami adalah intoleransi laktosa dan glukosa. Pengobatan untuk kondisi ini adalah menghindari makanan yang menjadi pemicu reaksi tersebut.
8. Proktitis dan anusitis
Proktitis adalah peradangan pada rektum dan anusitis adalah peradangan pada anus, kedua penyakit ini gejalanya mirip dengan wasir. Proktitis dan anusitis juga bisa ditandai dengan nyeri saat BAB. Untuk mengobati kedua penyakit ini, dokter perlu memahami penyebabnya.
9. Endometriosis
Kondisi ini secara umum akan menyebabkan seseorang merasakan nyeri saat BAB, akibat adanya jaringan yang biasanya melapisi rahim justru berkembang di area lain tubuh, seperti ovarium.
Gejala lain yang dirasakan adalah adanya ada lendir pada tinja, pendarahan dari rektum, diare atau sembelit, dan kembung. Biasanya, tenaga kesehatan cenderung mengobati endometriosis usus menggunakan terapi hormonal atau pembedahan.
10. Kondisi kulit
Penyakit yang ditandai dengan nyeri saat BAB yang lainnya adalah penyakit yang berkaitan dengan kondisi kulit, seperti eksim dan psoriasis. Kondisi ini dapat menyebabkan munculnya ruam di anus, hasilnya buang air besar di area kulit yang teriritasi bisa terasa menyakitkan.
Pencegahan Nyeri Saat BAB
Untuk menjaga usus tetap sehat dan mengurangi risiko nyeri saat BAB, maka mengonsumsi makanan tinggi serat dan minum cukup air sangat penting, dibantu dengan aktivitas fisik secara teratur.
Kapan Harus ke Dokter?
Seseorang yang mengalami nyeri saat BAB memang memiliki beragam penyebab penyakit yang bisa mempengaruhinya. Ada beberapa penyebab dan tanda penyakit yang bisa diobati di rumah, seperti sembelit, diare, dan wasir.
Akan tetapi dalam kasus nyeri saat BAB yang parah ditambah dengan adanya darah dalam tinja, maka seseorang sudah disarankan untuk menemui dokter. (*)
Baca Juga: Putin BAB Saat Jatuh dari Tangga, Mengalami Fenomena Inkontinensia Tinja