Menghindari wabah penyakit kencing tikus ini tidak semakin meluas, Dinkes setempat telah melakukan tes kontak. Sejumlah tikus pun telah ditangkap dan dilakukan uji laboratorium.
Cara Penularan Penyakit Kencing Tikus dan Pencegahannya
Bakteri penyebab penyakit ini, masuk ke dalam tubuh melalui luka yang ada di kulit. Terkadang bisa juga lewat selaput mulut, hidung, dan mata.
Mengonsumsi makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh urin hewan, juga dapat menjadi jalan penularan.
Gejala leptospirosis baru akan muncul 5 hingga 14 hari setelah terpapar dan bertahan lebih dari 3 minggu.
Seseorang yang terinfeksi akan mengalami demam, sakit kepala yang parah, nyeri otot, meriang, muntah-muntah, dan mata yang memerah. Menyerupai penyakit lain, misalnya influenza.
Baca Juga: Apa Itu Gangguan Psikotik yang Dialami Ibu Eny, Ibunda Tiko? Bisa disembuhkan?
Jika sudah terserang penyakit kencing tikus, seseorang berisiko mengalami gangguan medis lain yang lebih serius seperti gagal ginjal, penyakit kuning, serta komplikasi perdarahan dan pernapasan.
Komplikasi lain seperti meningitis, radang selaput otak dan sumsum tulang belakang, juga sangat mungkin terjadi.
Apabila sudah memasuki fase ini, maka rawat inap di rumah sakit harus dilakukan, karena bisa berakibat fatal seperti yang terjadi di Tulungagung.
Penyakit ini memang bisa diobati dengan menggunakan antibiotik seperti dioksisiklin atau penisilin. Pengobatan lebih efektif jika dimulai sejak awal penyakit.
Namun, mengingat risikonya yang bisa berujung fatal, mencegah leptospirosis merupakan hal yang tepat. Pencegahan bisa dilakukan dengan menutup luka dengan plester tahan air, terutama jika bekerja dengan binatang.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Obat Kurap yang Dijual di Apotek, Tanpa Efek Samping
Rebus air hingga benar-benar matang jika sumbernya berasal dari tanah, hindari berenang di air banjir, serta gunakan sarung tangan saat berkebun dan pakaian pelindung ketika berjalan di lumpur.
Mencegah penyakit kencing tikus ini juga bisa dengan membersihkan sampah dan tidak membuang sisa makanan sembarangan, serta cuci tangan dengan sabun untuk membunuh bakteri Leptospira. (*)