Find Us On Social Media :

Waspada Penyakit Kencing Tikus Leptospirosis, Telah Menelan Korban di Jawa Timur

Kencing tikus membawa bakteri Leptospira penyebab penyakit.

GridHEALTH.id - Hati-hati bila terkena kencing tikus, karena dapat menyebabkan penyakit yang bisa berujung fatal.

Hewan pengerat ini kehadirannya tidak hanya mengganggu, tapi juga bisa membawa penyakit bagi orang-orang di sekitarnya.

Sehingga, kebanyakan orang akan berusaha untuk mengusir tikus dari rumahnya.

Penyakit Akibat Kencing Tikus

Wabah penyakit kencing tikus alias leptospirosis, telah merenggut nyawa tiga warga Tulungagung, Jawa Timur.

Mengutip laman NSW Health, leptospirosis adalah sebuah penyakit akibat bakteri Leptospira yang dikeluarkan melalui urin hewan yang terinfeksi, salah satunya tikus.

Baca Juga: Rawat Ibu Eny yang Depresi, Inilah Sosok Kekasih Tiko Ternyata Idap Diabetes, Menurun dari Sang Ibunda

Dilaporkan ada 6 orang yang terkena penyakit ini. T3 orang di antaranya tidak bisa diselamatkan.

Kabid Pencegahan dan Penaggulangan Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes), Didik Eka, tiga korban penyakit kencing tikus yang meninggal dunia berasal dari desa yang berbeda.

Di antaranya dari Desa Pandasari, Kecamatan Ngunut, kemudian Desa Dono, Kecamatan Sendang, dan yang terakhir dari Desa Punjul, Kecamatan Karangrejo.

"Sejak akhir 2022 (November-Desember 2022) hingga awal Januari ini sudah ada tiga warga meninggal akibat leptospirosis," ujarnya dikutip dari Antara Yogya, Rabu (11/1/2023).

Lebih lanjut, ia menjalskan bahwa warga yang meninggal kondisinya memang sudah memburuk. Terlebih, ada riwayat gangguan ginjal yang membuat mereka rentan terinfeksi.

Baca Juga: Cara Sterilkan Rumah dan Kantor dari Kecoak yang Ternyata Penyebar 3 Penyakit Infeksi Bakteri Berbahaya

Menghindari wabah penyakit kencing tikus ini tidak semakin meluas, Dinkes setempat telah melakukan tes kontak. Sejumlah tikus pun telah ditangkap dan dilakukan uji laboratorium.

Cara Penularan Penyakit Kencing Tikus dan Pencegahannya

Bakteri penyebab penyakit ini, masuk ke dalam tubuh melalui luka yang ada di kulit. Terkadang bisa juga lewat selaput mulut, hidung, dan mata.

Mengonsumsi makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh urin hewan, juga dapat menjadi jalan penularan.

Gejala leptospirosis baru akan muncul 5 hingga 14 hari setelah terpapar dan bertahan lebih dari 3 minggu.

Seseorang yang terinfeksi akan mengalami demam, sakit kepala yang parah, nyeri otot, meriang, muntah-muntah, dan mata yang memerah. Menyerupai penyakit lain, misalnya influenza.

Baca Juga: Apa Itu Gangguan Psikotik yang Dialami Ibu Eny, Ibunda Tiko? Bisa disembuhkan?

Jika sudah terserang penyakit kencing tikus, seseorang berisiko mengalami gangguan medis lain yang lebih serius seperti gagal ginjal, penyakit kuning, serta komplikasi perdarahan dan pernapasan.

Komplikasi lain seperti meningitis, radang selaput otak dan sumsum tulang belakang, juga sangat mungkin terjadi.

Apabila sudah memasuki fase ini, maka rawat inap di rumah sakit harus dilakukan, karena bisa berakibat fatal seperti yang terjadi di Tulungagung.

Penyakit ini memang bisa diobati dengan menggunakan antibiotik seperti dioksisiklin atau penisilin. Pengobatan lebih efektif jika dimulai sejak awal penyakit.

Namun, mengingat risikonya yang bisa berujung fatal, mencegah leptospirosis merupakan hal yang tepat. Pencegahan bisa dilakukan dengan menutup luka dengan plester tahan air, terutama jika bekerja dengan binatang.

Baca Juga: 6 Rekomendasi Obat Kurap yang Dijual di Apotek, Tanpa Efek Samping

Rebus air hingga benar-benar matang jika sumbernya berasal dari tanah, hindari berenang di air banjir, serta gunakan sarung tangan saat berkebun dan pakaian pelindung ketika berjalan di lumpur.

Mencegah penyakit kencing tikus ini juga bisa dengan membersihkan sampah dan tidak membuang sisa makanan sembarangan, serta cuci tangan dengan sabun untuk membunuh bakteri Leptospira. (*)

Baca Juga: Virus Langya, Virus Baru yang Kembali Terdeteksi di Cina dan Lagi-lagi Diduga Dari Hewan Pengerat, Tikus