Find Us On Social Media :

Aturan Pakai Fufang Ejiao, Obat Cina Demam Berdarah yang Aman

Ingin naikkan trombosit saat DBD, coba konsumsi obat pendamping fufang ejiao sebagai obat Cina untuk DBD, ini aturan pakainya.

Baca Juga: Apa Itu CT Scan, Fungsi, Penggunaan, dan Prosedur Sebelum Pemeriksaan

Mengonsumsi fufang ejiao jiang sebagai obat Cina untuk DBD disebut dapat membantu membentuk antibodi untuk melawan virus DBD, sehingga bisa menjadi pencegahan penyakit ini.

Selain itu obat ini dipercaya dapat mengurangi gejala dari DBD, seperti mual dan muntah, meningkatkan nafsu makan, dan sebagai obat penambah darah.

Manfaat lain dari obat Cina ini adalah untuk menyehatkan darah dan cocok untuk orang dengan kondisi pusing, jantung berdebar, susah tidur, hingga anemia.

Aturan Pakai Fufang Ejiao Jiang

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi obat Cina untuk DBD ini, diantaranya:

Baca Juga: Demam Berdarah Hingga Anemia, Obati Dengan Fufang Ejiao Jiang

1. Produk ini harus diminum sebelum makan

2. Anak-anak harus digunakan di bawah pengawasan orang dewasa

3. Jauhkan jangkauan produk ini dari anak-anak

4. Jika sedang konsumsi obat lain, konsultasikan dengan dokter atau apoteker

5. Orang yang alergi dengan produk ini harus hati-hati

6. Dilarang konsumsi produk ini saat sifatnya sudah berubah

7. Pasien yang sedang pilek tidak boleh meminumnya

8. Minum sesuai dengan aturan pakai dan penggunaan dosis anak, ibu hamil, penderita hipertensi dan diabetes harus berdasarkan petunjuk dokter.

9. Orang dengan gangguan limpa, perut, muntah, diare, perut kembung, mencret, batuk berdahak harus hati-hati konsumsinya.

Perlu diingat, jika gejala tidak membaik setelah minum obat Cina untuk DBD, fufang ejiao jiang ini selama dua minggu, atau gejala semakin memburuk, maka konsumsi obat harus dihentikan dan pergilah ke dokter.

Kapan Harus ke Dokter?

Dalam laman Hermina Hospital dikatakan, jika seseorang telah melakukan pencegahan, tetapi demam berdarah masih menyerang dan mengganggu aktivitas sehari-hari, segera kunjungi dokter di rumah sakit untuk memeriksakan diri. (*)

Baca Juga: Penyakit Endemik di Indonesia Terabaikan dari Pusat Perhatian Selama Pamdemi Covid-19, Padahal Mematikan