GridHealth.id - Venna Melinda dapat sindiran halus dari seorang psikolog bernama Lita Gading.
Seperti diketahui, belum lama ini Venna Melinda alami perlakuan KDRT dari sang suami, Ferry Irawan.
Setelah membuat laporan ke pihak kepolisian, kini Ferry Irawan pun resmi jadi tersangka atas kasus KDRT pada Venna Melinda.
Kini Venna Melinda pun sudah kembali ke Jakarta setelah mengurus semua surat di kepolisian Kediri.
Kembali ke Jakarta, Venna Melinda mencapatkan cibiran setelah memilih tampil di talkshow televisi.
Sebab dirinya terlihat menangis histeris saat diminta menceritakan kejadian lengkapnya yang terjadi antara dirinya dan Ferry Irawan di Kediri.
Sontak potongan video tersebut mendapatkan komentar dari Lita Gading, seorang psikolog yang aktif di media sosial.
"Kita bisa lihat sendiri reaksi Venna Melinda saat ditanya soal kejadian-kejadian yang menimpanya dengan Ferry Irawan
Trauma kalau terus-menerus diungkit, akhirnya ya seperti ini. Dia tidak kuat dengan apa yang menimpa dirinya. Buat orang yang kuat seharusnya tidak seperti ini.
Tapi guys hati-hati, dengan dia berperilaku seperti ini terlalu drama.
Stop, jangan lagi diundang atau mau diwawancara atas kejadian itu, ini dampaknya negatif," ujar Lita Gading berkomentar.
Selain itu ia pun menambahkan di kolom kementar, bahwa mengumbar air mata cukup di polisi saja.
"Tidak perlu mengumbar air mata berlebihan cukup saat di BAP polisi dan di dampingi pengacara jgn safari TV & podcast gini. Lebay aah tuuuh kan? Jd komen," tulis Lita Gading.
Terlepas dari itu semua, apa itu trauma?
Menurut American Psychological Association (APA), trauma adalah respons emosional terhadap peristiwa mengerikan seperti kecelakaan, pemerkosaan, atau bencana alam.
Namun, seseorang mungkin mengalami trauma sebagai respons terhadap peristiwa apapun yang mereka anggap mengancam atau berbahaya secara fisik atau emosional.
Biasanya orang yang mengalami trauma akan merasakan berbagai emosi baik setelah kejadian maupun dalam jangka panjang.
Mereka mungkin merasa kewalahan, tidak berdaya, kaget, atau kesulitan memproses pengalaman mereka.
Trauma juga memiliki efek jangka panjang pada kesejahteraan seseorang, dan jika gejalanya menetap maka bisa berkembang jadi gangguan kesehatan jiwa yang disebut Post Traumatic Stress Disorder (PTSD).
Reaksi langsung para penyintas selama trauma cukup rumit dan dipengaruhi oleh pengalaman sendiri, aksebilitas dukungan, dan penyembuh alami, kemampuan bertahan dan hidup serta dukungan orang terdekat.
Secara klinis, gaya respons kurang penting untuk melanjutkan aktivitas, mengatur emosi, hingga mempertahankan harga diri.
Sehingga orang yang mengalami trauma tak selalu harus mengungkapkan apa yang mereka rasakan, seperti yang dilakukan oleh Venna Melinda di televisi.
Sebab ada penelitian yang mengungkapkan bahwa seseorang yang tidak menunjukkan perasaannya saat trauma tetap bisa sehat secara mental.
Lalu apa efek jangka panjang dari trauma?
Perilaku melukai diri sendiri dan merusak diri sendiri adalah efek jangka panjangnya.
Melukai diri sendiri adalah semua jenis bahaya yang dilakukan sendiri dengan sengaja, terlepas dari tingkat keparahan cedera ataupun keinginan bunuh diri.
Seringkali, menyakiti diri sendiri adalah upaya untuk mengatasi tekanan emosional atau fisik yang tampaknya berlebihan atau untuk mengatasi rasa disosiasi yang mendalam, atau ketidakberdayaan.
Dengan demikian, menangani tindakan menyakiti diri sendiri memerlukan perhatian lebih dari ahlinya.
Kemungkinan besar perilaku ini harus dibantu agar pasien bisa mengenali dan mengatasi tekanan emosional atau fisik dan tahu cara mengelolanya dengan benar tanpa menyakiti diri sendiri.(*)