GridHEALTH.id - Stunting di Indonesia jumlah kasusnya memang sudah menurun dibanding tahun sebelumnya.
Data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi atau angka kejadian stunting telah mencapai 21,6%.
Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Mahmud Fauzi mengatakan, itu artinya ada 1 dari 5 anak stunting di Indonesia.
Meski sudah turun, tapi masih jauh dari angka yang ditargetkan oleh pemerintah yakni 14% pada 2024.
Untuk bisa mencapai target tersebut, pemerintah mencanangkan program cegah stunting dengan protein hewani.
Konsumsi Ikan Rendah di Indonesia
Ikan termasuk salah satu sumber protein hewani yang mudah didapatkan oleh masyarakat. Apalagi Indonesia dikenal sebagai negara kelautan.
Melihat kondisi tersebut, seharusnya masyarakat sering mengonsumsi ikan. Namun faktanya, jumlah konsumsi ikan sehari-hari terbilang rendah.
Padahal, protein hewani sangat diperlukan untuk mendukung tumbuh kembang yang baik pada anak.
"Untuk mencapai tumbuh kembang yang baik, dibutuhkan protein hewani. Di Indonesia, konsumsi protein hewani mulai dari ayam, telur, termasuk ikan masih sangat rendah," kata Fauzi dalam peluncuran Sarden ABC Siap Goreng Bumbu Serundeng, Jakarta, Kamis (26/1/2023).
Pembina Hasil Kelautan dan Perikanan Ahli Utama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI Innes Rahmania mengatakan, pada 2021 tingkat konsumsi nasional sekitar 55,16 kilogram per kapita per tahun.
"Jadi, satu orang setahun makan 56 kilogram. Tahun 2022 kita sudah menghitungnya setara dengan ikan segar, jumlah konsumsinya 56,48 kilogram per kapita per tahun," ujarnya.
Baca Juga: Pencegahan Stunting Bisa Dilakukan dengan Panduan Makanan Sehat ini