Akibatnya, daya tahan tubuh anak menurun, sehingga rentan sakit dan nafsu makan anak menurun. Berlanjut pada gizi kurang dan gizi buruk.
Sebaliknya, Prof. Damayanti menyebutkan jika anak yang sudah stunting tidak cepat ditangani dan sudah melewati fase pertumbuhan, maksimal usia 9 tahun, maka akan sulit disembuhkan.
“Kalau stuntingnya sudah terjadi, susah sekali nanganinnya, hasilnya juga gabisa optimal. Jadi kita yang penting adalah bagaimana mencegah stunting,” tutur Prof. Damayanti.
"Kalau sudah bicara higher cognitive, yang menyebabkan dia bisa dapat pekerjaan yang bagus, sekolah bagus, itu baru keliatan waktu di SD, nah itu sudah terlambat dan tidak bisa dibalikin lagi kalau sudah sampai di situ," tutup Prof. Damayanti.
Peran Orangtua Cegah Anak Stunting
Dengan demikian, peran orangtua sangat dibutuhkan dalam mencegah anak stunting. Konsultasikan pada dokter anak mengenai kebutuhan gizi anak yang sesuai usianya, seperti protein hewani untuk anak usia baduta.
Orangtua diimbau untuk rajin membawa anak ke posyandu atau fasilitas kesehatan lainnya, dengan pemeriksaan rutin terkait tumbuh kembang anak pun bisa terpantau.
Stunting pun bisa dideteksi sejak dini jika pertumbuhan anak dipantau, sehingga masih ada kesempatan anak stunting mengejar ketertinggalannya. (*)
Baca Juga: Apa Itu Stunting, Penyebab dan Cara Menghindarinya? Ternyata Harus Dilakukan Sejak Momen Ini