Find Us On Social Media :

Pagi Hari Boleh Makan Gorengan, Tapi Malam Jangan, Ada Risiko Stroke

Jangan makan gorengan malam hari, bahaya, stroke.

Hal ini karena metabolisme kolesterol aktif di malam hari."Ini kan tantangan ya, kalau saya bilang ke pasien-pasien saya, saya malah yang dimarahin karena penjual gorengan bukanya sore," pungkas Dr. dr. Rizaldy Pinzon, M.Kes., Sp.S di tayangan Tribun Jogja official program Bincang Kesehatan edisi 12 Desember 2022."Kalau pagi dia boleh makan makanan yang di goreng," ungkap Dr. dr. Rizaldy Pinzon, M.Kes., Sp.S.

Jadi jika makan gorengan malam hari ada risiko p[eningkatan kolesterol, dan hal tersebut bisa memperbesar risiko stroke.

Kenali Stroke Supaya Bisa Menghindarinya

Ketahuilah, stroke merupakan suatu kondisi dimana sel-sel otak mengalami kematian karena adanya gangguan aliran darah, baik itu karena penyumbatan pembuluh darah atau karena pecahnya pembuluh darah di otak.

Baca Juga: Seperti Ini Ciri Serangan Jantung Dini dan Cara Mencegahnya Supaya Tidak Terjadi Lagi

Beberapa orang menganggap jika stroke merupakan pembunuh senyap."Karena sering kali gejalanya memang muncul pada waktu tidur atau bangun tidur karena tekanan darah kita cenderung naik pada waktu pagi hari. Jadi makanya lebih sering kena," jelas Dr. dr. Rizaldy Pinzon, M.Kes., Sp.S."Jadi karena dia faktornya banyak. Jadi kita tidak akan pernah bisa tahu," terang Dr. dr. Rizaldy Pinzon, M.Kes., Sp.S."Ada beberapa pasien kami yang dalam proses berhenti merokok, dia diperingati kalau merokok berisiko stroke. Eh dalam proses malah kena," sambung Dr. dr. Rizaldy Pinzon, M.Kes., Sp.S."Termasuk juga diet. Tetapi pada prinsipnya karena kita itu bicaranya secara universal, diet harus ya. Rendah garam, rendah lemak," timpal Dr. dr. Rizaldy Pinzon, M.Kes., Sp.S.

Baca Juga: Bukan Hanya Vaksinasi HPV, Jangan Gunakan Jet Shower Untuk Cebok Supaya Terhindar dari Kanker Serviks

Dr. dr. Rizaldy Pinzon, M.Kes., Sp.S mengingatkan untuk berhati-hati dalam mengonsumsi garam berlebih apalagi kalau terbiasa mengonsumsi produk olahan."Jadi makanan yang orang bilang junk food, fast food itu sebaiknya kita boleh makan tetapi tidak terlalu sering," ulas Dr. dr. Rizaldy Pinzon, M.Kes., Sp.S.

Berhenti Merokok Harus Bertahap

Hal ini karena kebiasaan konsumsi makanan yang tidak sehat bisa meningkatkan risiko stroke. Apabila memiliki kebiasaan merokok diusahakan untuk dikurangi sampai berhenti."Ada zat di otak yang sangat terangsang namanya dopamin kalau kita merokok dan dopamin itu memberikan rasa yang nyaman di otak," tambahnya."Jadi rasa senang, rasa nyaman. Sehingga ketika seseorang yang merokok cukup lama harus berhenti maka kadar dopaminnya langsung anjlok," ulas Dr. dr. Rizaldy Pinzon, M.Kes., Sp.S.

Baca Juga: Pro Kontra Vape, Hasil Studi Menjawabnya dengan Lugas Beserta Fakta dan Data

"Nah, itu biasanya rasanya nggak karu-karuan. Saya biasanya juga bilang gitu ke pasien-pasien saya, biasanya ngagk karu-karuan rasanya. Sehingga memang berhentinya bertahap ya kalau bisa," ucap Dr. dr. Rizaldy Pinzon, M.Kes., Sp.S."Karena tadi, biasanya yang muncul adalah efek yang nggak nyaman ya, sehingga nanti malah tiba-tiba berhenti mendadak karena nggak nyamannya tensinya jadi naik," ujarnya.Ada suatu kasus dimana perokok yang berusaha berhenti merokok sangking tidak nyamannya justru makan permen terus-menerus.Hal ini mengakibatkan berat badan naik dan kadar gula dalam tubuh juga menjadi naik.Sehingga Dr. dr. Rizaldy Pinzon, M.Kes., Sp.S menyarankan untuk berhenti secaar bertahap saja.(*)

Baca Juga: Untuk Mengatasi Diare, 2 Obat Cina Ini Direkomendasikan di 2023

 

 Penjelasan Dr. dr. Rizaldy Pinzon, M.Kes., Sp.S dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan Tribun Jogja official program Bincang Kesehatan edisi 12 Desember 2022.