Selain itu, dalam memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak, bisa juga dipertimbangkan untuk memberikan sumber nutrisi yang difortifikasi dengan kombinasi unik Zat Besi & Vitamin C agar si Kecil bisa tumbuh maksimal,” jelas dr. Ananta Fittonia Benvenuto, M.Sc, Sp.A.
Supaya pencapaian menurunkan angka stunting di Indonesia terealisasi dan cepat, salah satu cara mudah yang bisa diedukasi pada seluruh masyarakat adalah program Isi Piringku.
Isi pringku merupakan paduan gizi lengkap dan seimbang untuk sekali makan yang mendukung pemenuhan asupan gizi harian anak.
Baca Juga: Akali Risiko Kenaikan Harga Pangan Supaya Tetap Bisa Berikan Gizi Cukup, Agar Anak Tidak Stunting
Program Isi Piringku tidak sulit dijalankan juga disebarkan. Tak terkecuali di Lombok.
“Terdapat banyak sumber makanan yang mengandung protein hewani dan zat besi dapat diperoleh dengan mudah misalnya pada daging merah, ayam, hati, ikan, telur dan susu terfortifikasi.
Bahkan banyak potensi pangan lokal di setiap daerah di Indonesia yang bisa menjadi sumber protein hewani.
Salah satunya Lombok, yang memiliki beragam pangan potensial yang cukup terkait dengan protein hewani untuk memenuhi kebutuhan gizi anak, diantaranya berbagai pangan laut seperti ikan, udang, cumi-cumi, dan kerang yang mudah ditemukan masyarakat.
Contoh lain adalah Nyale (cacing laut) yang ternyata kaya protein hewani hingga sebanyak 43,84%, sedangkan telur ayam mengandung 12,2% dan susu sapi sekitar 3,5%, serta memiliki kadar zat besi yang cukup tinggi mencapai 857 ppm sangat tinggi bila dibandingkan dengan hewan darat (80 ppm).
Selain pangan lokal yang kaya protein untuk dapat memenuhi kebutuhan gizi anak, dapat juga dilengkapi juga dengan susu pertumbuhan yang difortifikasi dengan kombinasi zat besi & vitamin C agar si kecil dapat tumbuh optimal,” jelas Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, Sp.GK.
Dukungan Dinkes NTB
Aksi ini juga didukung oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr. H. Lalu Hamzi Fikri, MM, MARS yang juga berkomitmen untuk melengkapi protein hewani anak.
“Provinsi NTB terus berkomitmen untuk mengupayakan percepatan penurunan stunting. Upaya tersebut telah memberikan hasil positif, dimana berdasarkan Sigiziterpadu (e-PPGBM) telah menunjukkan penurunan angka stunting di NTB pada 2022 menjadi 16,86 %.