Find Us On Social Media :

Singapura Umumkan Kematian Pertama Terkait Vaksin Covid-19, Seberapa Penting Vaksinasi?

Singapura umumkan kematian pertama terkait vaksin Covid-19, jadi seberapa penting vaksinasi? Ini ulasan lengkapnya.

GridHEALTH.id – Pemerintah Singapura melalui situs resmi Kementrian Kesehatan Singapura menyatakan kematian pertama terkait vaksin Covid-19, pada 17 Februari 2023.

Lalu bagaimana sebenarnya keamanan vaksin Covid-19 jika melihat dari rujukan WHO? Simak di bawah ini pentingnya vaksinasi dan tingkat keamanannya.

Kematian Pertama Terkait Vaksin Covid-19 di Singapura

Seorang pria Bangladesh berusia 28 tahun, yang meninggal 21 hari setelah vaksinasi Covid-19 dinyatakan mengalami miokarditis. Sehingga jika melihat kemungkinan yang ada, pemerintah Singapura menyebutkan kemungkinan besar terkait dengan vaksinasi Covid-19 dan menjadi kematian pertama terkait vaksinasi Covid-19 secara lokal.

Jauh sebelum itu, pria ini telah mendapatkan dosis pertama dengan jenis vaksin Moderna/Spikevax Covid-19 pada 18 Juni 2021, kemudian pada 9 Juli 2021 pria ini dinyatakan meninggal dunia setelah sehari sebelumnya tidak sadarkan diri di tempat kerjanya.

Perlu diketahui bahwa miokarditis merupakan peradangan pada otot jantung yang umumnya disebabkan oleh adanya infeksi, baik virus, bakteri, jamur atau parasit.

Baca Juga: Masalah Asam Lambung Langsung Sirna dengan Mengonsumsi Labu Kuning

Bisa juga disebabkan karena adanya penyakit autoimun, konsumsi obat-obatan terlarang atau resep. Terbaru dalam kasus yang jarang terjadi sebagai akibat vaksin Covid-19.

Seringkali miokarditis tidak menunjukkan gejala spesifik, jika bergejala biasanya bersifat ringan, seperti sesak napas, kelelahan, atau nyeri dada, hingga terjadi gagal jantung yang sangat mendadak atau irama jantung abnormal yang sangat tiba-tiba.

Menurut Health Science Authority (HAS) mencatat kejadian terkait miokarditis masih jarang terjadi dengan tingkat pelaporan 0,1 per 100.000 dosis (0,0001%) untuk vaksin bivalen. Sedangkan untuk rangkaian vaksinasi primer dari vaksin monovalen adalah 1,1 per 100.000 dosis (0,0011%).

Dengan adanya kejadian ini, maka sejak September 2021, pemerintah Singapura telah menyampaikan sebagai tindakan pencegahan, orang yang divaksinasi disarankan untuk menghindari aktivitas fisik atau olahraga berat selama dua minggu setelah vaksinasi untuk mengurangi potensi risiko miokarditis.

Selain itu, bagi siapa saja yang merasa ada ketidaknyamanan di dada, detak jantung tidak normal atau gejala lain yang timbul setelah vaksinasi, harus segera mencari pertolongan medis untuk diagnosa dini dan manajemen medis yang tepat.

Baca Juga: Mengatasi Masalah Sembelit, Okra Punya Banyak Manfaat Selain untuk Kesehatan Pencernaan

Pentingnya Mendapatkan Vaksin Covid-19

Kematian terkait vaksin Covid-19 seperti yang terjadi di Singapura adalah kondisi yang jarang terjadi, sebuah penelitian juga menunjukkan miokarditis juga bisa diakibatkan dari infeksi Covid-19 itu sendiri dengan risiko sekitar 16 kali lebih tinggi terkena dibandingkan dengan orang yang tidak terinfeksi Covid-19. Inilah pentingnya vaksin Covid-19 karena dapat menurunkan risiko terjadinya perkembangan miokarditis.

WHO menyebutkan bahwa dengan vaksinasi dapat menyelamatkan hidup, karena memberikan perlindungan yang kuat terhadap penyakit serius, rawat inap, dan kematian. Selain itu ada bukti yang menunjukkan dengan vaksinasi dapat memperkecil kemungkinan menularkan virus ke orang lain. Artinya, keputusan untuk mendapatkan vaksin juga melindungi orang-orang di sekitar.

Baca Juga: Kembali Bertambah Jadi 6 Kasus Kraken, Covid-19 Masih Ada di Indonesia, Apa yang Harus Dilakukan?

Vaksin Covid-19 menjadi salah satu alat penting untuk menghentikan pandemi, yang diiringi dengan protokol kesehatan yang baik, pengawasan, pelacakan kontak, isolasi, dan perilaku individu.

WHO juga menyarankan jika tidak sehat untuk tetap di rumah dan memeriksakan diri, sering membersihkan tangan, menutupi saat bersin atau batuk, menggunakan masker, jaga jarak. Langkah-langkah ini tetap penting untuk memutus rantai penularan.

Bicara mengenai tingkat keamanan vaksin Covid-19, WHO mengatakan lebih aman melakukan vaksinasi ketimbang harus terinfeksi Covid-19 terlebih dahulu, meskipun keduanya bisa sama-sama membentuk kekebalan dalam tubuh.

Hal ini karena kekebalan tubuh yang terbentuk akibat telah terinfeksi Covid-19 akan berbeda-beda di setiap individu, sehingga sulit diprediksi dan seperti yang diketahui bahwa Covid-19 adalah penyakit yang mengancam jiwa serta memiliki konsekuensi jangka panjang.

Sedangkan vaksin Covid-19 sudah jauh lebih aman terbukti di miliaran orang di seluruh dunia. Meskipun tetap ada kemungkinan terinfeksi Covid-19, namun dengan vaksin akan meringankan gejala yang dialami.

Penggunaan Vaksin Covid-19 Sesuai Anjuran WHO

Penelitian mengenai vaksin Covid-19 masih terus berlanjut di seluruh dunia hingga saat ini, untuk terus mengembangkan banyak vaksin potensial untuk Covid-19.

Baca Juga: Kulit Kekuningan apalagi Dibarengi Lesu, Waspada Gejala Awal Kurang Darah dan Darah Rendah

WHO mengatakan semua vaksin dirancang untuk mengajarkan sistem kekebalan tubuh dalam mengenali dan memblokir virus penyebab Covid-19 dengan aman. Beberapa jenis vaksin potensial untuk Covid-19 yang telah dikembangkan, antara lain:

1. Vaksin dari virus yang dilemahkan

Vaksin Covid-19 ini menggunakan bentuk virus yang telah dilemahkan sehingga tidak menyebabkan penyakit, tetapi menghasilkan respons kekebalan tubuh.

2. Vaksin berbasis protein

Penggunaan fragmen protein atau cangkang protein yang tidak berbahaya akan dibentuk meniru virus Covid-19 untuk menghasilkan respons kekebalan denga naman.

3. Vaksin dari vektor virus

Vaksin ini menggunakan virus aman yang tidak dapat menyebabkan penyakit tetapi berfungsi sebagai platform untuk menghasilkan protein virus corona guna menghasilkan sistem kekebalan tubuh.

4. Vaksin RNA dan DNA

Vaksin Covid-19 ini menjadi pendekatan mutakhir yang menggunakan RNA atau DNA yang direkayasa secara genetik untuk menghasilkan protein yang dengan sendirinya denga naman memicu respons kekebalan. (*)

Baca Juga: Sudah 3 Kali Vaksin Covid-19, Tapi Masih Kena Seperti Pasien Kraken Terbaru di Tangerang? Ternyata Ini Manfaat Vaksin!