GridHEALTH.id – Covid-19 masih ada di Indonesia, kondisi ini sejalan dengan adanya penambahan kasus subvarian baru XBB.1.5 atau yang dikenal dengan Kraken, total sudah ada enam kasus di Indonesia.
Padahal Indonesia tengah mempersiapkan diri untuk menuju kehidupan pasca pandemi Covid-19, salah satunya sudah dilakukan melalui pencabutan PPKM. Pandemi Covid-19 dapat dinyatakan usai jika dunia siap mengendalikan subvarian yang ada dan kasus infeksi tidak membahayakan seperti sebelumnya. Lalu apa yang harus dilakukan masyarakat Indonesia dalam mempertahankan kondisi seperti saat ini?
Inilah imbauan dari Kementrian Kesehatan meski survei serologi menunjukkan antibodi masyarakat Indonesia tinggi.
Pada awal Februari 2023, kasus pertama virus kraken terdeteksi di Indonesia dan hingga saat ini (20/02/2023) disebutkan oleh Kementrian Kesehatan total ada 6 kasus baru virus Kraken.
Sebelumnya sudah diumumkan ada dua pasien yang terdeteksi virus Kraken di Indonesia pada awal bulan ini.
Kemudian, melalui Konferensi Pers Perkembangan Covid-19 di Indonesia sore ini (20/02/2023), dr. Syahril selaku juru bicara Kemenkes menyampaikan ada penambahan empat kasus Kraken di Indonesia. “Saat ini kami ingin menyampaikan ada penambahan empat kasus.”
Sedangkan untuk subvarian orthrus disebutkan tidak ada di Indonesia, “Belum ada subvarian orthrus kita tunggu saja, mudah-mudahan tidak ada. Walaupun ada, seperti halnya subvarian XBB.1.5 kita dapat mengendalikan dan masyarakat Indonesia dapat mengatasi itu dengan kekebalan tubuh atau pola hidup bersih dan sehat.”
Secara lebih rinci, dr. Syahril memaparkan dari keenam kasus ini, yang pertama merupakan orang dengan perjalanan luar negeri, dari Polandia dan yang kedua adalah pasien yang balik dari umroh.
Untuk keempat pasien tersebut, dr. Syahril mengatakan, “Pertama adalah pasien perempuan berusia 46 tahun, sudah melaksanakan vaksinasi booster. Pasien ini pada awalnya memang dia isolasi mandiri dan saat ini sudah dinyatakan sembuh dan ringan
“Pasien yang berikutnya seorang perempuan juga berusia 22 tahun, status vaksinasinya sudah melaksanakan vaksin booster lebih dari enam bulan, gejalanya ringan, tanpa komorbid. Saat ini sudah selesai melaksanakan isoman dan dinyatakan sembuh.
Kemudian pasien yang ketiga, merupakan seorang pria berusia 47 tahun dan status vaksinasinya adalah vaksin dosis kedua. Terakhir adalah seorang wanita berusia 37 tahun dengan status vaksinasinya adalah dosis ketiga.
Dari keseluruhan pasien virus Kraken ini, diketahui ada yang berdomisili di Banten dan Kalimantan Timur, sedangkan keempat lainnya berdomisili di DKI Jakarta. Dilihat dari gejalanya, empat pasien tanpa gejala dan dua bergejala.
Meski dilihat dari keempat parameter, yaitu jumlah kasus harian, tingkat kematian, jumlah rawat inap, dan tingkat kesembuhan, Indonesia masih berada dalam tahap aman sesuai standar WHO, namun dengan adanya penemuan kasus subvarian baru ini membuktikan covid-19 di Indonesia masih ada.
Di sisi lain, survei serologi antibodi SARS-CoV-2 yang dilakukan pada Januari 2023, antibodi masyarakat Indonesia mencapai 99% dan naik 0,5% dari survei di bulan Juni tahun 2021. Hal ini tentu menjadi optimisme bersama dalam mengakhiri pandemi menuju kehidupan pasca-pandemi.
“Terjadinya mutasi virus itu karena memang secara alamiah virus itu harus hidup, sehingga mereka bermutasi untuk selalu hidup. Memang beberapa pengalaman yang lalu, mutasi virus yang terakhir-terakhir ini, walaupun penyebarannya lebih cepat tetapi efeknya atau gejala yang ditimbulkan semakin ringan dari yang sebelum-sebelumnya (delta, omicron, dan lainnya).
Mudah-mudahan mereka memang semakin lama semakin lemah, apalagi kalau kita memiliki antibodi yang didapat secara alamiah maupun antibodi yang disuntikkan dari vaksin,” jelas dr. Syahril terkait mutasi virus yang semakin melemah di tubuh. Akan tetapi masyarakat diimbau untuk tetap waspada.
Melalui Juru Bicara Kementrian Kesehatan, dr. Syahril mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati.
“Pandemi Covid-19 ini masih belum berakhir, walaupun kita sudah mencabut PPKM, bukan berarti mencabut status darurat atau status pandemi. Untuk itu kita tetap diimbau kepada seluruh masyarakat berhati-hati dan waspada karena Covid-19 dengan kemungkinan subvarian baru masih tetap ada dan salah satu pencegahan kita melalui protokol kesehatan,
Tentu saja untuk vaksin booster satu dan kedua, ini juga menjadi bagian dari pengendalian Covid-19. Semoga dengan upaya kita protokol kesehatan yang tetap disiplin dan juga dengan vaksin booster satu dan booster kedua, maka harapannya masyarakat kita akan semakin kuat,” tutup dr. Syahril.
Kesadaran untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan dan menggunakan masker bagi yang bergejala juga diperlukan, sehingga kondisi Indonesia tetap bisa stabil dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Masyarakat yang mengalami gejala batuk, pilek, demam, terlebih jika kontak erat dengan orang yang positif, diimbau untuk melaksanakan tes Covid-19.
Bagi yang sudah bisa melaksanakan vaksinasi booster kedua atau vaksin keempat, diimbau untuk segera melaksanakannya selagi vaksin Covid-19 masih gratis. (*)
Baca Juga: Covid-19 Varian Kraken Terdeteksi di Indonesia, Perhatikan 8 Gejalanya
Source | : | Konferensi Pers Kemenkes RI |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar