Find Us On Social Media :

Varian Baru Covid-19, Kraken dan Orthrus, Apakah Membahayakan?

Varian kraken dan orthrus jadi subvarian baru dari Covid-19 yang menarik perhatian dunia, apakah membahayakan?

GridHEALTH.id - Pandemi Covid-19 seolah telah berakhir dan dunia telah hidup berdampingan dengan virus ini, namun demikian masyarakat tidak boleh lengah.

Kemungkinan bermutasinya virus untuk tetap hidup masih terus terjadi. Keberadaan subvarian Covid-19 inilah yang perlu diwaspadai dan dampaknya bagi tubuh.

Terbaru ada varian kraken dan orthrus sebagai subvarian baru Covid-19 yang menjadi perhatian dunia. Apakah varian ini membahayakan? Simak penjelasannya berikut ini.

Varian Kraken dan Orthrus, Subvarian baru Covid-19

Beberapa negara di dunia tengah menghadapi kasus baru Covid-19 akibat adanya subvarian baru XBB.1.5 atau kraken dan CH.1.1 atau orthrus.

Varian kraken sendiri pertama kali ditemukan di India pada bulan Agustus, sebagai bentuk mutasi dari Omicron. Tercatat, varian kraken ini sudah menyebar hingga ke 25 negara lainnya.

Orthrus juga pertama kali ditemukan di India pada Mei 2022, yang menunjukkan cabang dari BA.2.75.

Gejala yang dialami akibat infeksi varian kraken dan orthrus hampir sama, yaitu pilek, sakit tenggorokan, batuk, hidung tersumbat, dan demam tinggi.

Di Indonesia, data yang disampaikan oleh Kemenkes RI menunjukkan ada 6 kasus Covid-19 yang merupakan subvarian kraken, sedangkan untuk varian orthrus hingga saat ini tidak ada laporan kasus.

“Belum ada subvarian orthrus kita tunggu saja, mudah-mudahan tidak ada. Walaupun ada, seperti halnya subvarian XBB.1.5 kita dapat mengendalikan dan masyarakat Indonesia dapat mengatasi itu dengan kekebalan tubuh atau pola hidup bersih dan sehat,” kata dr. Syahril selaku jubir Kemenkes dalam Konferensi Pers hari Senin (20/02/2023).

Apakah Varian Kraken dan Orthrus Membahayakan?

Hingga kini WHO menyebutkan XBB.1.5 atau kraken masih menjadi subvarian yang paling menular dari yang telah terdeteksi.

Kondisi ini terjadi karena virus akan terus bermutasi dan membuatnya lebih baik dalam menghindari kekebalan tubuh, sehingga lebih menular.

Baca Juga: Kembali Bertambah Jadi 6 Kasus Kraken, Covid-19 Masih Ada di Indonesia, Apa yang Harus Dilakukan?

Seperti nama keduanya, varian kraken dan orthrus terhitung menjadi virus yang saat ini mudah untuk menghindari sistem kekebalan tubuh, namun tingkat keparahan penyakit tidak meningkat.

Dokter Syahril juga menjelaskan mutasi yang terjadi hingga membentuk varian baru diharapkan bisa semakin melemah, “Terjadinya mutasi virus itu karena memang secara alamiah virus itu harus hidup, sehingga mereka bermutasi untuk selalu hidup.”

“Memang beberapa pengalaman yang lalu, mutasi virus yang terakhir-terakhir ini, walaupun penyebarannya lebih cepat tetapi efeknya atau gejala yang ditimbulkan semakin ringan dari yang sebelum-sebelumnya (delta, omicron, dan lainnya).

Mudah-mudahan mereka memang semakin lama semakin lemah, apalagi kalau kita memiliki antibodi yang didapat secara alamiah maupun antibodi yang disuntikkan dari vaksin,” sambung dr. Syahril.

Pentingnya Vaksin Covid-19

Vaksin masih menjadi salah satu cara untuk membangun antibodi seseorang terhadap virus dan subvarian baru yang kemungkinan bisa terus berkembang.

Dengan demikian tubuh dibantu untuk mengenali varian baru dan mampu melawan saat terjadi infeksi, tingkat keparahan akibat infeksi pun dapat dikurangi dan menjadi tidak fatal.

Efektivitas vaksin Covid-19 yang saat ini beredar sekitar 6 bulan, lebih dari waktu tersebut maka ada penurunan antibodi.

Inilah kenapa diperlukannya suntikan vaksin terbaru untuk mempertahankan antibodi.

Kemenkes pun masih terus mengimbau kepada masyarakat untuk tidak lengah dalam menghadapi Covid-19 meskipun seolah sudah tidak berdampak signifikan, “Pandemi Covid-19 ini masih belum berakhir, walaupun kita sudah mencabut PPKM, bukan berarti mencabut status darurat atau status pandemi.

Untuk itu kita tetap diimbau kepada seluruh masyarakat berhati-hati dan waspada karena Covid-19 dengan kemungkinan subvarian baru masih tetap ada dan salah satu pencegahan kita melalui protokol kesehatan,” kata dr. Syahril.

“Tentu saja untuk vaksin booster satu dan kedua, ini juga menjadi bagian dari pengendalian Covid-19. Semoga dengan upaya kita protokol kesehatan yang tetap disiplin dan juga dengan vaksin booster satu dan booster kedua, maka harapannya masyarakat kita akan semakin kuat,” tutup dr. Syahril. (*)

Baca Juga: Covid-19 Mulai Terkendali di Indonesia, TBC, HIV, Malaria Menghantui