GridHEALTH.id - Kematian ibu saat hamil masih menjadi fokus perhatian penting WHO dan para ahli.
Sebab angka kejadiannya masih terbilang tinggi, terutama di negara-negara termiskin dan dilanda konflik.
Bagaimana tidak, menurut Laporan terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di tahun 2020, satu perempuan meninggal dunia setiap dua menit akibat komplikasi kehamilan atau saat proses melahirkan.Laporan yang dirilis pada Kamis (23/02) itu menyebut angka kematian ibu di seluruh dunia diperkirakan mencapai 287.000 kematian.
Angka ini setara dengan hampir 800 kematian per hari, kira-kira satu kematian dalam dua menit, kata laporan tersebut.
Baca Juga: 6 Daftar Makanan Pantangan Asam Lambung yang Wajib Dihindari
Masih dari laporan WHO, per tahun 2000, angka kematian perempuan hamil dan melahirkan adalah 339 per 100.000 kelahiran. Jumlah ini turun menjadi 223 kematian per 100.000 kelahiran pada tahun 2020.
Namun, angka ini masih tinggi karena berarti 800 perempuan meninggal setiap jam akibat komplikasi kehamilan maupun persalinan.
Jika mau lebih ekstrem, bisa dikatakan satu dari dua perempuan meninggal setiap dua menit.
"Sementara kehamilan seharusnya menjadi masa penuh harapan dan pengalaman positif bagi semua perempuan, hal itu secara tragis masih menjadi pengalaman sangat berbahaya bagi jutaan orang di seluruh dunia,” kata Sekjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus merespons laporan itu.Karenanya WHO menekankan bahwa perempuan perlu memiliki kendali penuh atas kesehatan reproduksi mereka, terutama atas keputusan kapan dan apakah mereka ingin memiliki anak atau tidak.
Baca Juga: 4 Ciri-ciri Ambeien Luar, Kapan Pengobatan Medis Dibutuhkan?
Wilayah Tinggi Angka Kematian Ibu
Menurut laporan, sebagian besar kematian ibu terjadi di negara-negara termiskin dan negara-negara yang dilanda konflik.
Negara-negara Afrika Sub-Sahara menyumbang 70% kematian dari laporan tahun 2020 itu, di mana angkanya "136 kali lebih banyak” dibanding angka kematian di Australia dan Selandia Baru, kata penulis laporan Jenny Cresswell.Sementara negara-negara yang tengah mengalami krisis kemanusiaan seperti Suriah, Somalia, Sudan Selatan, Sudan dan Yaman, angka kematiannya dua kali lebih tinggi dari rata-rata global.
Namun, kenaikan yang signifikan justru terjadi di negara-negara maju, yaitu Eropa dan Amerika Utara, dengan penambahan kasus hingga 17 persen.
Bahkan, hanya empat wilayah yang dilaporkan mengalami penurunan kasus kematian ibu hamil dan melahirkan secara signifikan, yaitu Australia dan Selandia Baru sebesar 35 persen; dan juga wilayah Asia Tengah serta Asia Barat sebesar 16 persen.
Baca Juga: Inilah Pengertian Ragi Nutrisi dan Manfaatnya Bagi Kesehatan Tubuh
Merespons laporan ini, direktur eksekutif UNICEF Catherine Russel menyinggung pentingnya kesetaraan dalam perawatan kesehatan ibu."Kesetaraan dalam perawatan kesehatan memberi setiap ibu, tidak peduli siapa mereka atau di mana mereka berada, sebuah kesempatan yang adil untuk mendapatkan persalinan yang aman dan masa depan yang sehat bersama keluarga mereka,” katanya.(*)
Baca Juga: Siapa Bilang Keramas Saat Menstruasi Tidak Boleh? Ternyata, Beginilah Fakta yang Sebenarnya