Find Us On Social Media :

Obesitas Jangan Dibela, Berikut Jenisnya dan Cara Mengatasi dengan Diet Direkomendasikan

Obesitas adalah penyakit, cegah dengan penerapan pola diet pada anak yang dianjurkan berikut ini.

GridHEALTH.id – Obesitas menjadi masalah dunia, juga di Indonesia. Tapi sayang ada sebagian kecil orang yang justru "membela obesitas".

Beragam cara yang mereka lakukan untuk "membela obesitas", semisal biar obesitas yang penting pintar, gemuk tapi seksi, dan masih banyak lagi.

Padahal isu obesitas yang harus diperhatikan justru esensi dari pintar dan seksi atau cantik.

Penting diketahui, buat apa cantik, seksi, juga pintar tapi sakit?

Nah, obesitas itu bisa dibilang ibunya penyakit. Banyak penyakit tidak menular dan kronis yang menggerogoti mereka yang obesitas.

Baca Juga: Air Fryer Tidak Lebih Baik dari Deep Frying, Berikut Fakta yang Tidak Banyak Diketahui

Karenanya tidak heran banyak penelitian menyebutkan obesitas adalah penyakit.

Oleh karena itu, sebelum terlambat, berikut ini pola pengaturan diet pada anak dianjurkan dan dapat diterapkan oleh orangtua.

Simak penjelasan lengkapnya dari dr. Winra Pratita, M.Ked(Ped), Sp.A(K) yang disampaikan langsung dalam temu media Kemenkes RI kemarin (06/03/2023), berikut ini.

Jenis-jenis Obesitas Berdasarkan Penyebab

Berdasarkan definisi yang disampaikan oleh dr. Winra, dikatakan obesitas adalah suatu kelainan atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh yang berlebihan.

Obesitas dapat terjadi karena ketidakseimbangan antara asupan energi dengan keluaran energi, sehingga terjadi kelebihan energi yang selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan lemak.

Baca Juga: Sering Terjadi dan Sulit Dikendalikan, Ternyata Inilah Alasan Manusia Bisa Cegukan

Ada dua jenis obesitas yang dilihat berdasarkan penyebabnya, yaitu:

1. Obesitas Idiopatik

Jenis obesitas ini merupakan obesitas yang disebabkan oleh faktor lingkungan, seperti ketersediaan makanan yang tinggi, gaya hidup sedenter, hingga akibat konsumsi obat-obat tertentu yang menyebabkan obesitas.

Kondisi ini menyebabkan asupan makanan dalam tubuh meningkat, yang bila tidak diiringi dengan pengeluaran energi maka sulit untuk mendapatkan keseimbangan energi, hasilnya simpanan energi menjadi berlebih dan perlahan menyebabkan obesitas.

Obesitas ini mencakup hingga 90 persen lebih angka kejadiannya, tanpa diikuti adanya gangguan mental, masih memiliki perawakan tinggi, usia tulang normal, dan pemeriksaan fisis umumnya normal.

2. Obesitas Endogen

Sedangkan untuk jenis obesitas endogen ini disebabkan oleh faktor genetik, dimana obesitas menjadi gejala dari penyakit ini, seperti sindrom dismorfik, mutasi leptin, dan lainnya.

Baca Juga: Dibalik yang Katanya Sehat Memasak dengan Air Fryer, Faktanya .....

Namun kondisi ini sebenarnya jarang terjadi dan hanya 5 persen menyebabkan obesitas.

Anak dengan obesitas endogen biasanya akan terlihat dari perawakannya yang pendek, fungsi mental sering retardasi, usia tulang terlambat, dan lainnya.

Bahaya Obesitas pada Anak

Anak yang memiliki tanda-tanda kegemukan perlu diperhatikan sejak awal sebelum memasuki kategori obesitas.

Jadi menurut dokter Winra anak yang gemuk tidak selamanya hal yang menggemaskan.

Orangtua perlu menyadari risiko komplikasi jika anak sudah tergolong gemuk, “Dipikiran masyarakat ini anak gemuk itu lucu, padahal sehat atau tidak, hindari risiko komplikasi karena kalau sudah terjadi komplikasi tentu saja kualitas hidup akan berkurang,” kata dr. Winra.

Hal ini penting untuk dikenali, karena ada bahaya yang mengintai saat anak obesitas, berikut ini beberapa komplikasi obesitas pada anak:

- Rendah diri, depresi

- Asma

- Kolesterol tinggi hingga penyakit jantung koroner (PJK)

- Tekanan darah tinggi

- Perlemakan dalam hati

- Artritis

- Kaki bengkok

- Diabetes tipe 2

- Menstruasi tidak teratur hingga sindrom polikistik ovarium (PCOS) pada wanita.

Baca Juga: Pahami Sejak Dini, Ini Cara Mencegah Kanker Prostat pada Laki-laki

Diet Anak Obesitas

Pengaturan diet pada anak ditujukan untuk mencegah terjadinya komorbid atau komplikasi akibat obesitas.

Berikut ini pengaturan diet pada anak yang dianjurkan dan dapat diterapkan oleh orangtua, yaitu dengan pola makan yang benar. Artinya, pemberian diet seimbang sesuai requirement daily allowances (RDA) yang merupakan prinsip pengaturan diet pada anak gemuk karena anak masih bertumbuh dan berkembang dengan metode food rules, yang terdiri dari tiga syarat:

1. Terjadwal

Pola makan besar tiga kali per hari dan camilan dua kali per hari yang terjadwal (camilan diutamakan dalam bentuk buah segar), diberikan air putih di antara jadwal makan utama dan camilan, serta lama makan 30 menit per kali.

2. Lingkungan yang netral

Artinya, lingkungan sekitar anak tidak memaksa anak untuk mengonsumsi makanan tertentu dan jumlah makanan ditentukan oleh anak.

3. Prosedur pemberian makan yang tepat

Pemberian makan yang tepat dilakukan sesuai dengan kebutuhan kalori setiap anak, sehingga tidak berlebihan.

Baca Juga: Sakit Perut Sebelah Kiri, ini 6 Penyebab dan Cara Mengatasinya

Pengaturan diet pada anak yang dianjurkan lainnya adalah dengan menerapkan traffic light diet. Traffic light diet  ini mengelompokkan jenis-jenis makanan ke dalam tiga bagian, yaitu green food, yellow food, dan red food.

Artinya untuk makanan hijau golongannya adalah makanan yang boleh dimakan setiap hari, yang mengandung tinggi vitamin, mineral, dan serat tetapi rendah energi, lemak jenuh, gula, dan garam. Contohnya buah dan sayur, daging tanpa lemak, ikan, kacang-kacangan, biji-bijian, air, susu, produk susu rendah lemak, dan lainnya.

Sedangkan untuk makanan kuning adalah makanan yang boleh dikonsumsi dalam porsi kecil, tetapi tidak dianjurkan untuk dikonsumsi setiap hari, mengandung vitamin, mineral, energi, lemak jenuh, gula, garam dalam jumlah sedang. Contohnya, daging olahan rendah lemak dan garam, roti dan sereal olahan, produk susu tinggi lemak, kue dan biskuit rendah lemak/gula, dan susu dan jus buah rendah lemak tanpa tambahan gula.

Terakhir untuk makanan golongan merah, artinya makanan ini hanya boleh dimakan seminggu sekali, karena makanan ini mengandung rendah vitamin dan mineral, tetapi tinggi energi, lemak jenuh, gula, dan garam. Contohnya, makanan yang digoreng, makanan olahan seperti kentang dan daging dengan lemak tinggi, makanan penutup yang berbahan dasar susu, kue manis dan biskuit, coklat dan minuman manis.

Selain pengaturan diet, perlu juga diiringi pengaturan aktivitas fisik, modifikasi perilaku, hingga terapi intensif dalam kasus yang parah. 

Dalam menurunkan angka obesitas pada anak, peran serta orangtua, anggota keluarga, teman, dan guru sangat penting untuk keberhasilan pengaturan diet dan tatalaksana lainnya yang dijalankan oleh anak dengan obesitas.

Dengan demikian, penting bagi orangtua dan guru untuk memahami bahwa anak dengan obesitas adalah suatu penyakit yang menjadi cikal bakal penyakit lainnya dan dibutuhkan perubahan gaya hidup sehat sebagai kunci keberhasilan.(*)

Baca Juga: Obesitas Pada Anak Tingkatkan Risiko Terjadinya PTM, Cegah Sejak Dini