GridHEALTH.id - Penyakit kulit seperti kurap dapat dialami oleh siapa saja tanpa terkecuali, anak-anak hingga orang dewasa.
Penyakit yang disebabkan oleh jamur ini, biasa terjadi di lipatan tubuh, karena hangat dan lembab.
Salah satu contohnya yakni paha bagian dalam. Meski begitu, tak menutup kemungkinan terjadi di bagian tubuh lain seperti badan, wajah, hingga kulit kepala.
Risiko Kurap Meningkat
Jamur yang mengakibatkan penyakit kulit ini disebut dengan dermatofita atau jamur kulit.
Mengutip Medicine Net, nama ilmiah untuk jamur dermatofita paling umum yang menjadi penyebab kurap yakni Trichophyton rubrum, Trichophyton tonsurans, Trichophyton interdigitale, hingga Epidermophyton floccosum.
Jamur-jamur tersebut letaknya berada di lapisan kulit terluar. Faktor risiko yang menyebabkan seseorang berpotensi tinggi mengalami penyakit ini, di antaranya:
1. Bersentuhan dengan orang terinfeksi
Melansir Mayo Clinic, jamur-jamur yang menjadi penyebab kurap berisiko menular saat melakukan kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
2. Menyentuh hewan peliharaan
Selain melalui manusia, risiko kurap meningkat apabila seseorang bermain atau bersentuhan dengan hewan peliharaan yang terinfeksi, tanpa menjaga kebersihan diri.
3. Tinggal di wilayah iklim hangat
Bertempat tinggal di wilayah dengan iklim hangat seperti negara tropis, membuat seseorang cenderung berkeringat.
Keringat terutama yang berlebihan, dapat menyebabkan kondisi kulit menjadi lebih basah atau lembab.
Apabila tidak segera dibersihkan atau tetap menggunakan pakaian yang sudah dipenuhi oleh keringat, maka risiko kurap pun akan meningkat.
Baca Juga: 2 Metode Pengobatan Kurap Secara Medis, Umum Dilakukan oleh Dokter
4. Berbagi barang pribadi dengan orang lain
Saling menggunakan peralatan yang sama dengan penyintas kurap, seperti handuk atau pakaian, akan meningkatkan risiko tertular.
Pasalnya, jamur dermatofita dapat hidup di permukaan benda dan apabila tersentuh, maka jamurnya akan pindah dan menginfeksi kulit.
5. Menggunakan pakaian ketat
Pakaian yang ketat membuat kulit jadi kesulitan bernapas. Tak hanya itu, pakaian yang terlalu ketat juga membuat kulit rentan terkena gesekan, menyebabkan luka yang menjadi jalan masuk jamur.
Selain lima faktor tersebut, risiko kurap juga meningkat pada orang-orang yang mempunyai imunitas lemah dan mengalami obesitas.
Cara Menyembuhkan Kurap
Apabila sudah terlanjur terinfeksi, kulit akan dipenuhi oleh ruam merah yang bentuknya menyerupai cacing yang melingkar.
Tak hanya itu, akan timbul rasa gatal juga yang menjadi gangguan tersendiri pada orang yang mengalaminya.
Oleh karena itu, perlu segera dilakukan pengobatan. Dilansir dari GoodRx Health, dalam kebanyakan kasus penyakit kulit ini dapat diatasi menggunakan obat anti jamur.
Obat-obat tersebut tersedia di apotek tanpa resep dokter dan memiliki kandungan bahan aktif seperti klotrimazol, mikonazol, terbinafin, tolnaftat, dan butenafin.
Untuk tahap yang masih ringan, anti jamur yang dipakai berbentuk krim atau salep. Dipakai sekali atau dua kali sehari, sampai ruam merah di kulit hilang.
Selagi proses penyembuhan, jangan lupa lakukan perawatan kulit seperti meminimalisir keringat, menghindari penggunaan pakaian ketat, dan rajin mengganti kaus kaki.
Selain itu juga disarankan mencuci handuk hingga pakaian setelah satu kali digunakan, serta cuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah mengoleskan obat. (*)
Baca Juga: Ciri-ciri Kurap Muncul di Kulit, Simak Pilihan 3 Obat Salep Terbaik