Find Us On Social Media :

Alasan Logis dan Ilmiah Mengapa Manusia Dilarang Makan Daging Anjing

Daging anjing bukan untuk dikonsumsi. Berbahaya bagi kesehatan.

Hal tersebut dipertegas pula dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang definisi pangan. Dikutip dari laman Kesmavet Ditjen PKH Kementerian Pertanian, definisi pangan berdasarkan UU No. 18/2012 adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, dan perairan baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.

Jadi jika merujuk pada definisi tersebut, maka daging anjing tidak termasuk kategori pangan karena anjing tidak termasuk kategori produk peternakan.

Hal senada diutarakan oleh Ketua Animal Defenders Indonesia, Doni Herdaru. Menurutnya, ada banyak sekali bakteri yang dapat menjangkit manusia dari daging anjing. Termasuk bakteri salmonella dan bakteri coli.

Bukan Rabies Tapi Bakteri Berbahaya Mematikan

Jadi bukan masalah rabies yang menjadi momok jika seseorang mengonsumsi daging anjing."Rabies itu ditularkan melalui air liur, tidak yang lain. Lalu masuknya dari luka atau aliran darah, bukan aktif dalam saluran pencernaan," ujarnya, di Kantor Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Gunung Sahari, Jakarta Pusat, Selasa (14/3/2023), dikutip dari Kompas.com (15/03/2023).

Baca Juga: 5 Obat Asam Urat Tradisional yang Dipercaya Bisa Sembuhkan Nyeri

Jadi, lanjutnya, "Namun terkait konsumsi, pada daging anjing banyak sekali potensi bakteri yang bisa menjangkit manusia. Termasuk salah satunya bakteri salmonella dan coli, belum lagi cacingan." "Misalnya ada yang bilang, 'Kalau gitu kita awasi kesehatannya', tetap tidak bisa karena daging anjing tidak masuk Undang-Undang Pangan," jelasnya.Hal yang harus kita tanamkan ke masyarakat prihal daging anjing, mitos terkait manfaat kesehatan dari mengkonsumsi daging anjing tidak benar adanya.

Pwnting diketahui, dikutip dari laman Kesmavet Ditjen PKH Kementerian Pertanian, Food and Agriculture Organization (FAO) menyatakan, 70% dari penyakit yang baru muncul pada manusia dalam kurun waktu puluhan tahun terakhir adalah penyakit yang berasal dari hewan dan hal ini sebagian besar disebabkan oleh upaya manusia untuk mencari sumber makanan yang berasal dari hewan.

Karenanya perlu dilakukan edukasi masyarakat untuk mematahkan mitos tersebut serta mengedukasi bahwa daging anjing bukan hanya tidak layak dikonsumsi manusia (bukan kategori pangan), melainkan juga beresiko membawa penyakit seperti E. Coli, Salmonella, Kolera dan Trichinellosis.

Selain itu, penanganan anjing mulai dari penangkapan sampai proses penyembelihan di daerah endemis rabies akan meningkatkan resiko terpapar rabies sekaligus meningatkan penyebaran rabies.(*)

Baca Juga: Mengatasi Asam Urat Tinggi dengan Obat Asam Urat Alami Daun Sirih Cina, Begini Cara Pakainya