Find Us On Social Media :

Transplantasi Rambut untuk Atasi Kebotakan, Bisa Dilakukan Usia Berapa?

Transplantasi rambut dilakukan dengan menanam rambut donor pada area kebotakan.

GridHEALTH.id - Rambut rontok menjadi masalah yang kerap dialami oleh para pria maupun wanita.

Pada awalnya, kondisi ini mungkin tidak menimbulkan dampak apapun pada kehidupan seseorang.

Karena faktanya, menurut American Academy of Dermatology, merupakan hal yang normal rambut rontok antara 50 hingga 100 helai per hari.

Namun apabila sudah berlebihan, dapat memengaruhi penampilan dari orang yang mengalaminya.

Rambut Rontok Berujung Kebotakan

Dokter spesialis kulit dan kelamin Bamed dr Mohammad Yoga Adi Waskito, Sp.D.V.E menjelaskan, kerontokan merupakan salah satu masalah pada rambut yang paling sering terjadi.

Jika kondisinya sudah berlebih, maka ini dapat menyebabkan terjadinya Alopesia atau dikenal sebagai kebotakan.

Jenis Alopesia ini pun terbagi dua, yakni Alopesia Andogenetika dan juga Alopesia Areata.

"Kebotakan akibat pengaruh hormonal, atau disebut Alopesia Andogenetika (AGA), terjadi pada hampir 50% penduduk dunia. Alopesia Areata (AA) terjadi pada 2,11% penduduk dunia," kata dokter Yoga dalam peluncuran Bamed Hair Care, Senin (13/3/2023).

"Di Indonesia, lima permasalahan rambut terbanyak adalah sebagai berikut, Alopesia Areata (50%), Alopesia Androgenetika (31,2%), Telogen Effulvium (14%), Alopesia Sikatrisial (3,1%), dan Trikotilomania (1,6%)," jelasnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa penyebab dari kelainan pada rambut terjadi karena dua faktor, yakni kondisi bawaan atau genetik dan didapat.

Maksud dari faktor yang didapat adalah kondisi yang dipengaruhi oleh hal tertentu misalnya efek samping obat, hormon, pasca melahirkan, stres, dan juga perawatan rambut yang salah.

Baca Juga: Rambut Tetap Sehat dan Indah Meski Ditutup Hijab Setiap Hari, Ini Caranya