GridHEALTH.id - Sakit dada adalah gejala yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis.
Meskipun serangan jantung adalah salah satu penyebab umum sakit dada, namun bukan satu-satunya penyebab.
Saat dada terasa sakit, gejalanya cukup sering, dan Anda lalu cemas dan berpikir jangan-jangan kena serangan jantung.
Ternyata tidak semua sakit dada merupakan tanda serangan jantung.
Ada nyeri di dada yang mengharuskan kita mendapatkan pertolongan segera karena merupakan bagian dari serangan jantung, tapi adapula yang tidak.
Meski begitu, ada juga beberapa jenis nyeri dada yang bukan pertanda kedaruratan.
Biasanya nyeri tersebut hilang dengan sendirinya.
Kondisi medis penyebab sakit dada
Berikut adalah beberapa kondisi medis lain yang dapat menyebabkan sakit dada:
1. Gastroesophageal reflux disease (GERD)
Kondisi di mana asam lambung naik ke kerongkongan dan dapat menyebabkan nyeri dada.
Pada kondisi gastroesophageal reflux disease (GERD), asam lambung dapat naik ke kerongkongan dan menyebabkan iritasi dan nyeri pada kerongkongan dan dada.
Baca Juga: Inilah Penyebab Utama Pembengkakan Jantung dan Penanganannya
Nyeri ini dapat terasa seperti tekanan di dada dan dapat terjadi setelah makan atau dalam posisi tertentu seperti saat berbaring.
2. Kondisi otot atau tulang
Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan sakit dada meliputi osteoarthritis, myofascial pain syndrome, atau costochondritis (peradangan pada tulang rusuk).
Nyeri dada pada kondisi ini biasanya terasa seperti tekanan atau sakit yang tumpul dan terlokalisasi pada area tertentu.
3. Infeksi saluran pernapasan
Beberapa infeksi saluran pernapasan seperti bronkitis atau pneumonia dapat menyebabkan sakit dada, terutama saat batuk atau bernapas dalam-dalam.
Nyeri dada pada kondisi ini biasanya terasa seperti tekanan atau rasa tertekan di dada.
4. Kondisi pada paru-paru
Kondisi medis seperti asma atau emboli paru-paru dapat menyebabkan sakit dada yang terasa seperti rasa tertekan di dada, sakit atau kesulitan bernapas.
5. Kondisi pada sistem pencernaan
Kondisi medis seperti penyakit ulkus peptikum, pankreatitis, atau batu empedu dapat menyebabkan sakit dada yang biasanya terasa seperti sakit tajam yang terlokalisasi pada area tertentu.
Baca Juga: Kenali Manfaat Buah Semangka yang Disebut Bisa Cegah Penyakit Jantung
Karena itu bila Anda mengalami sakit dada, segera mencari perawatan medis secepat mungkin untuk menentukan penyebab sakit dada dan memperoleh pengobatan yang tepat.
Meskipun sakit dada bukan selalu berarti serangan jantung, namun sangat penting untuk tidak mengabaikan gejala ini dan selalu berhati-hati.Sementara itu, pada nyeri akibat jantung biasanya tidak gampang hilang, paling tidak selama beberapa menit atau jam nyerinya tak juga membaik.
Perlu diketahui bahwa nyeri dada biasanya membaik setelah olahraga.
Rasa nyeri tajam di bagian dada yang membaik setelah dilakukan peregangan kemungkinan disebabkan oleh hal lain, misalnya asam refluks.
Sedangkan nyeri yang terkait dengan jantung biasanya justru memburuk setelah peregangan.Akan tetapi, gejala serangan jantung atau angina berbeda-beda pada setiap orang karena ada yang mengalami nyeri dada, ada juga yang hanya berupa rasa tidak nyaman pada lengan.
Bahkan, ada orang yang tidak mengalami gejala apa pun.Jadi, sakit dada bukan selalu berarti serangan jantung.
Namun perawatan medis yang secepat mungkin dan tepat dapat menentukan penyebab sakit dada dan memperoleh pengobatan yang tepat.