GridHEALTH.id - Sering terjadi oleh kebanyakan orang, inilah awal mula gejala stroke ringan.
Berdasarkan data WHO (World Health Organization) tahun 2016, penyakit Stroke menempati peringkat ke-3 penyebab kematian di Indonesia.
Stroke juga menjadi peringkat ke-3 penyebab utama kecacatan di seluruh dunia.
Stroke iskemik terjadi ketika suplai darah ke bagian otak terganggu atau berkurang, mencegah jaringan otak mendapatkan oksigen dan nutrisi.
Sel-sel otak mulai mati dalam hitungan menit.
Stroke adalah keadaan darurat medis, dan perawatan segera sangat penting.
Tindakan dini dapat mengurangi kerusakan otak dan komplikasi lainnya.
Gejala Awal Stroke Ringan
Gejala stroke ringan kebanyakan terjadi secara tiba-tiba.
Boleh dibilang gejala stroke ringan atau TIA hampir serupa dengan stroke.
Bedanya, gejala stroke ringan hanya berlangsung beberapa menit dan akan hilang dengan sendirinya dalam hitungan jam.
Melansir dari National Institutes of Health, ada beberapa gejala awal stroke ringan yang bisa dianalisis:
1. Perubahan pada indra, seperti pendengaran, penglihatan, rasa, dan sentuhan
2. Perubahan kewaspadaan (termasuk kantuk atau tidak sadar)
3. Perubahan mental, seperti kebingungan, kehilangan ingatan, kesulitan menulis atau membaca, berbicara atau memahami orang lain
4. Masalah otot, contohnya kelemahan otot, kesulitan menelan, atau berjalan
5. Pusing atau kehilangan keseimbangan dan koordinasi
6. Kurangnya kontrol atas kandung kemih atau usus
7. Masalah saraf, seperti mati rasa atau kesemutan pada satu sisi
Umumnya sekitar 70 persen gejala stroke ringan bisa hilang kurang dari 10 menit atau 90 persen akan hilang kurang dari empat jam.
Mengatasi Stroke
Penyebab stroke paling utama dan sering terjadi adalah karena tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Ketika memiliki tekanan darah tinggi yang dibiarkan terlalu lama, akan ada resiko pecah pembuluh darah di daerah otak, itulah awal mula terjadinya Stroke.
1. Perubahan Gaya Hidup
Menurut ahli di National Institutes of Health, pengidap stroke ringan akan didorong untuk melakukan perubahan gaya hidup.
Baca Juga: Bolehkah Langsung Minum Simvastatin Setelah Banyak Makan Makanan Berlemak?
Tujuannya jelas, untuk mengurangi risiko berkembangnya gejala TIA.
Perubahan gaya hidup ini mencakup berhenti merokok, rutin berolahraga, dan megonsumsi makanan sehat atau bergizi seimbang.
2. Konsumsi Obat-obatan
Konsumsi atau terapi obat-obatan bertujuan untuk mengurangi risiko stroke akibat TIA.
Obat-obatan yang diberikan seperti obat pengencer darah, misalnya aspirin atau coumadin, untuk mengurangi pembekuan darah.
Di samping itu, ada pula obat antihipertensi, obat statin, atau obat antikaogulan yang mungkin diberikan oleh dokter.
3. Menyingkirkan Infeksi
Menurut ahli di American Stroke Association, beberapa penyebab TIA hanya bisa terlihat lewat pemeriksaan atau peralatan khusus di rumah sakit.
Ketika TIA terjadi pada orang muda tanpa faktor risiko yang jelas, mereka mungkin dikirim ke ahli saraf untuk menelisik kondisinya lebih jauh.Ahli saraf nantinya akan melakukan tindakan ketika penyebabnya sudah diketahui.
Misalnya, menyingkirkan vasculitis (peradangan pada pembuluh darah), diseksi arteri karotis, atau infeksi lainnya.
4. Operasi
Cara mengatasi stroke ringan juga bisa melalui operasi.
Operasi ini biasanya dilakukan pada mereka yang mengalami penyumbatan arteri leher.
Baca Juga: Sering Makan Kuah Bersantan? Ini Bahaya Santan Bagi Penderita Hipertensi
Prosedur ini disebut dengan endarterektomi.
Masyarakat juga diharapkan lebih berdaya dan produktif melalui kesiapsiagaan dan berperilaku hidup sehat.
Meski stroke sangat berbahaya, untungnya penyakit ini masih bisa dicegah lewat beragam cara.
Jika sudah menunjukkan gejalanya, segera kunjungi dokter.
Hal itu bertujuan agar penyakit stroke ini tidak semakin parah dan menyebar.
Baca Juga: Hati-hati Sering Buka Puasa Pakai Gorengan, Risiko Penyakit Jantung Meningkat!