Find Us On Social Media :

Bahaya Imunisasi Anak Tidak Lengkap, 7 Penyakit Ini Perlu Diwaspadai

Imunisasi tidak lengkap membuata anak berisiko terhadap penyakit infeksi.

GridHEALTH.id - Sangat penting bagi seorang anak untuk mendapatkan imunisasi yang lengkap.

Seperti yang diketahui, pemberian imunisasi wajib dilakukan sejak anak dilahirkan hingga usia sekolah.

Dokter spesialis anak konsultan infeksi dan penyakit tropik Dr. dr. Raihan, Sp.A, mengatakan ini merupakan investasi masa depan yang dapat menekan dan mencegah penyakit yang menyebabkan kematian.

"Secara luas sudah diakui imunisasi memang salahs atu intervensi kesehatan paling berhasil dan sukses di dunia," kata dokter Raihan dalam seminar media IDAI 'Ayo Lindungi Diri, Keluarga dan Masyarakat dengan Imunisasi Lengkap', Kamis (4/5/2023).

Bahaya Imunisasi yang Tidak Lengkap

Lebih lanjut, dokter Raihan mengatakan ketidaklengkapan pemberian vaksinasi dapat menyebabkan penyakit sulit dikendalikan dan berisiko memicu terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB).

Status imunisasi anak yang tidak lengkap membuat si kecil berisiko terhadap penyakit infeksi dan penyakit tidak menular berikut.

1. Tuberkulosis (TBC)

Dokter yang berpraktik di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh ini menjelaskan, TBC tidak hanya berdampak pada paru, tapi juga bisa ke organ tubuh lain salah satunya usus.

Apabila sudah terjadi di usus, maka organ tersebut bisa menjadi lengket dan mengalami kebocoran.

"Jangan berpikir anak tersebut ancamannya di luar rumah, orang-orang di rumah juga bisa jadi sumber penularan. Sehingga anak perlu dilindungi dan perlindungan dengan imunisasi BCG," jelasnya.

2. Hepatitis B

Selain tuberkulosis, penyakit berbahaya yang sebenarnya bisa dicegah dengan imunisasi, tapi dapat menjadi ancaman bagi anak adalah hepatitis B.

Terdapat program yang menganjurkan pemberian vaksin HBV dalam kurun waktu kurang dari 24 jam setelah dilahirkan, untuk mencegah hepatitis B.

Baca Juga: Cakupan Imunisasi Rendah Pemicu Polio di Aceh, Pakar Ungkap Alasannya

Anak yang terindikasi mengidap penyakit ini, kondisi hatinya tidak lagi mulus dan terjadi pengerasan.

"Dalam 10-20 tahun kemudian, kalau dia terinfeksi dengan hepatitis B, anak tersebut akan mengalami kanker hati," kata dokter Raihan.

3. Polio

Bahaya imunisasi tidak lengkap selanjutnya yakni membuat anak berisiko polio, disebabkan oleh virus Polio yang mencemari air atau makanan. Penyakit ini bisa menyebabkan kelumpuhan.

4. Difteri

Kuman difteri biasa ditemukan pada tenggorokan dekat amandel, yang mengakibatkan bercak-bercak putih di mulut. Anak yang sakit jika dilihat dari luar bisa nampak baik-baik saja.

"Apabila tidak dilakukan pemeriksaan dan terjadi komplikasi, maka tidak akan terlihat terjadi difteri," jelasnya.

5. Campak

Disebabkan oleh virus, penyakit ini mengakibatkan anak demam dan muncul bintik-bintik merah. Campak bisa menimbulkan komplikasi yang berbahaya.

Berisiko membuat anak mengalami pneumonia dan bahkan radang otak yang bisa terjdi belasan tahun kemudian.

6. Rubella

Mirip dengan campak, rubella cenderung ringan dan durasi sakit yang sebentar membuatnya sering tidak terdeteksi. Padahal, jika anak sakit dan menularkan penyakit ini ke ibu hamil, risikonya bisa fatal.

Rubella yang ditularkan ke ibu hamil bisa meningkatkan risiko keguguran, kematian bayi saat lahir, atau lahir dengan kondisi cacat. Ini disebut dengan congenital rubella syndrome (CRS).

7. Tetanus

Tetanus tidak hanya terjadi akibat tertusuk benda tajam yang karatan. Tapi, bisa juga disebabkan oleh cairan yang keluar dari telinga, gigi berlubang, dan pada tradisi tertentu meletakkan abu dapur pada tali pusar bayi.

Tetanus pada anak bisa menyebabkan kejang, tubuh kaku, dan bahkan berujung pada kematian.

Ia mengingatkan, cara termudah dan termurah untuk melindungi anak dari penyakit-penyakit di atas adalah dengan imunisasi lengkap.

"Dengan melengkapi imunisasi sesuai dengan jadwal, sesuai dengan jumlah dosis yang diberikan, akan memberikan kekebalan yang optimal pada anak, sehingga  anak terlindungi, keluarga terlindungi, mereka bisa tetap sehat bertumbuh dan berkembang dengan baik," pungkasnya. (*)

Baca Juga: Jadi Salah Satu Penyakit Mematikan, Begini Pencegahan dan Pengendalian Campak yang Bisa Dilakukan Menurut Ahli