Gejala umum meliputi nyeri sendi, kaku pada pagi hari, pembengkakan, kemerahan, dan keterbatasan gerakan pada sendi yang terkena. Beberapa bentuk rematik juga dapat menyebabkan kelelahan, demam, dan gejala sistemik lainnya.
3. Faktor Risik
Adapun faktor risiko asam urat meliputi kelebihan berat badan, konsumsi makanan tinggi purin (seperti daging merah, produk laut, dan alkohol), riwayat keluarga dengan asam urat, dan kondisi medis seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit ginjal
Seseorang berisiko tinggi mengalami rematik apabila memiliki faktor genetik, riwayat keluarga dengan arthritis, usia lanjut, jenis kelamin (beberapa jenis arthritis lebih umum pada wanita), obesitas, merokok, dan infeksi sebelumnya.
4. Diagnosis
Perbedaan asam urat dan rematik juga dapat dilihat dari cara diagnosisnya. Untuk mengetahui risiko asam urat dapat dilakukan melalui tes darah untuk mengukur tingkat asam urat.
Pemeriksaan sinar-X atau ultrasonografi juga dapat digunakan untuk melihat adanya tanda-tanda kerusakan sendi atau penumpukan kristal asam urat.
Sedangkan diagnosis rematik melibatkan evaluasi riwayat medis dan gejala pasien, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang seperti tes darah, sinar-X, CT scan, atau MRI untuk melihat peradangan atau kerusakan pada sendi.
5. Pengobatan
Pengobatan asam urat meliputi perubahan gaya hidup seperti menghindari makanan tinggi purin, menjaga berat badan ideal, dan menghindari alkohol.
Obat-obatan seperti antiinflamasi nonsteroid (NSAID), kortikosteroid, atau obat penurun asam urat juga dapat diresepkan.
Untuk mengobati rematik bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan arthritis.
Pengobatan dapat meliputi obat antiinflamasi, analgesik, kortikosteroid, obat modifikasi penyakit rematik, fisioterapi, dan dalam kasus yang parah, pembedahan.
Penting untuk mengonsultasikan dokter untuk diagnosis yang akurat dan penanganan yang tepat untuk kondisi asam urat atau rematik. (*)
Baca Juga: Manfaat Rutin Melakukan Olahraga Bersepeda untuk Penyintas Asam Urat