Find Us On Social Media :

Sering Dikira Penyakit yang Sama, 5 Perbedaan Asam Urat dan Rematik

Perbedaan asam urat dan rematik dapat dilihat dari penyebab hingga cara mengobatinya.

GridHEALTH.id - Asam urat dan rematik merupakan dua masalah kesehatan yang kejadiannya cukup sering ditemui di tengah-tengah masyarakat.

Dua kondisi ini sering kali disalahartikan atau dianggap sama. Namun, nyatanya keduanya adalah kondisi yang berbeda.

Melihat Perbedaan Asam Urat dan Rematik

Penting untuk mengetahui perbedaan di antara kedua kondisi ini, karena dapat memengaruhi cara diagnosis dan pengobatannya.

Berikut ini adalah lima perbedaan yang mendasar antara asam urat dan rematik:

1. Penyebab

Asam urat terjadi ketika tubuh menghasilkan terlalu banyak asam urat atau tidak dapat mengeluarkannya dengan efisien.

Asam urat adalah produk sampingan dari pemecahan purin dalam tubuh, dan penumpukan kristal asam urat di sendi dan jaringan sekitarnya menyebabkan radang dan rasa sakit.

Sedangkan rematik atau yang dikenal juga dengan istilah arthritis, adalah istilah umum yang mengacu pada berbagai kondisi yang menyebabkan radang pada sendi.

Rematik dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi, kelainan autoimun, atau kerusakan pada sendi akibat cedera.

2. Gejala

Gejala utama asam urat adalah nyeri sendi yang tiba-tiba dan parah. Sendi yang paling umum terkena adalah sendi jari tangan, kaki, lutut, dan pergelangan kaki.

Nyeri ini biasanya disertai dengan kemerahan, pembengkakan, dan sensasi panas di sekitar sendi yang terkena.

Sementara itu, gejala rematik bisa bervariasi tergantung pada jenis arthritis yang dialami seseorang.

Baca Juga: 5 Makanan Pantangan Penderita Asam Urat, Hindari untuk Cegah Serangan

Gejala umum meliputi nyeri sendi, kaku pada pagi hari, pembengkakan, kemerahan, dan keterbatasan gerakan pada sendi yang terkena. Beberapa bentuk rematik juga dapat menyebabkan kelelahan, demam, dan gejala sistemik lainnya.

3. Faktor Risik

Adapun faktor risiko asam urat meliputi kelebihan berat badan, konsumsi makanan tinggi purin (seperti daging merah, produk laut, dan alkohol), riwayat keluarga dengan asam urat, dan kondisi medis seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit ginjal

Seseorang berisiko tinggi mengalami rematik apabila memiliki faktor genetik, riwayat keluarga dengan arthritis, usia lanjut, jenis kelamin (beberapa jenis arthritis lebih umum pada wanita), obesitas, merokok, dan infeksi sebelumnya.

4. Diagnosis

Perbedaan asam urat dan rematik juga dapat dilihat dari cara diagnosisnya. Untuk mengetahui risiko asam urat dapat dilakukan melalui tes darah untuk mengukur tingkat asam urat.

Pemeriksaan sinar-X atau ultrasonografi juga dapat digunakan untuk melihat adanya tanda-tanda kerusakan sendi atau penumpukan kristal asam urat.

Sedangkan diagnosis rematik melibatkan evaluasi riwayat medis dan gejala pasien, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang seperti tes darah, sinar-X, CT scan, atau MRI untuk melihat peradangan atau kerusakan pada sendi.

5. Pengobatan

Pengobatan asam urat meliputi perubahan gaya hidup seperti menghindari makanan tinggi purin, menjaga berat badan ideal, dan menghindari alkohol.

Obat-obatan seperti antiinflamasi nonsteroid (NSAID), kortikosteroid, atau obat penurun asam urat juga dapat diresepkan.

Untuk mengobati rematik bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan arthritis.

Pengobatan dapat meliputi obat antiinflamasi, analgesik, kortikosteroid, obat modifikasi penyakit rematik, fisioterapi, dan dalam kasus yang parah, pembedahan.

Penting untuk mengonsultasikan dokter untuk diagnosis yang akurat dan penanganan yang tepat untuk kondisi asam urat atau rematik. (*)

Baca Juga: Manfaat Rutin Melakukan Olahraga Bersepeda untuk Penyintas Asam Urat