Find Us On Social Media :

Mitos atau Fakta, Mandi Malam Sebabkan Rematik? Cek Faktanya Agar Tak Keliru

Mandi malam sebabkan rematik adalah mitos kesehatan yang tak ada kaitannya.

GridHEALTH.id - Bukan hal yang baru lagi mendengar anjuran untuk tidak mandi malam karena bisa menyebabkan rematik.

Anggapan ini sudah beredar lama di tengah-tengah masyarakat dan banyak orang awam yang memercayainya.

Namun, apakah anggapan tersebut benar adanya?

Risiko Rematik dan Mandi Malam

Perlu diketahui, bahwa anggapan mandi malam menyebabkan penyakit rematik hanyalah mitos kesehatan.

Rahyussalim selaku dokter spesialis ortopedi dan traumatologi mengatakan, tidak ada hubungan di antara keduanya.

Akan tetapi, memang suhu air yang digunakan mempunyai dampak pada tubuh seseorang.

"Mandi malamnya sendiri tidak masalah. Yang masalah adalah perbedaan suhu air dan reaksi badan terhadap siraman di malam hari," kata dokter Rahyussalim dikutip dari Kompas (12/3/2023).

Pada masing-masing individu, reaksi yang ditimbulkan dari suhu tubuh berbeda-beda.

"Ini berbeda-beda berdasarkan kondisi badan dan sistem imun masing-masing," jelasnya.

Apa Penyebab Rematik?

Menurut Kementerian Kesehatan, rematik adalah salah satu jenis penyakit autoimun, di mana sistem tubuh menyerang sel-sel yang sehat.

Dalam hal ini, sel-sel yang diserang berada di persendian. Sehingga menyebabkan terjadinya peradangan dan rasa nyeri hebat di sendi.

Baca Juga: Rekomendasi Obat herbal Cina untuk Asam Urat dan Rematik, Sudah Pernah Coba?

Jadi, bisa disimpulkan bahwa penyakit ini terjadi bukan karena seseorang mempunyai kebiasaan sering mandi malam.

Tapi, memang karena sistem imun yang keliru menyerang sel sehat. Selain itu, mengutip John Hopkins Medicine, ada beberapa hal yang dipercaya sebagai faktor risiko rematik.

1. Genetik dan riwayat dalam keluarga

2. Pemicu dari pengaruh lingkungan

3. Pilihan gaya hidup

4. Penyakit infeksi, karena virus atau bakteri

5. Trauma

6. Masalah metabolik

7. Sendi yang aus atau mendapatkan tekanan berlebih

Apabila merasakan gejala seperti nyeri, pembengkakan, dan kekakuan pada sendi, disarankan untuk memeriksakan diri.

Apalagi jika mempunyai faktor-faktor risiko seperti yang disebutkan sebelumnya. Diagnosis yang tepat akan mempermudah pengobatan untuk mengontrol kondisinya. (*)

Baca Juga: Jangan Salah, Asam Urat Berbeda Dengan Rematik, Sudah Tahu Membedakannya? Berikut Caranya!