Find Us On Social Media :

Kenali Jenis Asupan yang Baik untuk Anak Demi Cegah Stunting

Inilah rekomendasi asupan yang baik dan bergizi untuk anak demi cegah stunting

GridHEALTH.id - Penting diperhatikan untuk jenis asupan yang baik bagi anak demi cegah stunting.

Stunting masih jadi masalah kesehatan yang belum juga terselesaikan.

Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak.

Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.

Biasanya, stunting mulai terjadi saat anak masih berada dalam kandungan dan terlihat saat mereka memasuki usia dua tahun.

Penyebab Stunting

Tidak jarang, masyarakat menganggap kondisi tubuh pendek merupakan faktor genetika dan tidak ada kaitannya dengan masalah kesehatan.

Faktanya, faktor genetika memiliki pengaruh kecil terhadap kondisi kesehatan seseorang dibandingkan dengan faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan.

Biasanya, stunting mulai terjadi saat anak masih berada dalam kandungan dan terlihat saat mereka memasuki usia dua tahun.

Bukan hanya mengganggu pertumbuhan fisik, anak-anak juga mengalami gangguan perkembangan otak yang akan memengaruhi kemampuan dan prestasi mereka.

Inilah penyebab stunting yang kerap terjadi:

- Kurang gizi dalam waktu lama

Baca Juga: Fakta Menarik, Singkong Diyakini Bisa Turunkan Risiko Stunting

- Pola asuh kurang efektif

- Pola makan

- Tidak melakukan perawatan pasca melahirkan

- Sakit infeksi yang berulang

Pihak Kementrian Kesehatan menegaskan bahwa, stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas masyarakat Indonesia.

Mencegah Stunting

Kondisi saat ini masih banyak anak yang tidak mendapatkan asupan gizi yang baik sehingga terjadi stunting.

Asupan gizi yang baik didapatkan dari makanan yang tepat sesuai yang tersedia di daerah masing-masing.

Gizi yang baik adalah pondasi penting bagi seorang anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, terutama bagi mereka yang tumbuh dan berkembang di lingkungan rentan.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Nasional (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia di angka 21,6%.

Jumlah ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 24,4%.

Walaupun menurun, angka tersebut masih tinggi, mengingat target prevalensi stunting di tahun 2024 sebesar 14% dan standard WHO di bawah 20%.

Baca Juga: Tak Hanya Berperawakan Pendek, Kenali 7 Ciri Anak Stunting Lainnya

Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin mengungkapkan, angka stunting tersebut disebabkan berbagai faktor, salah satunya karena kurangnya asupan penting seperti protein hewani, nabati dan zat besi sejak sebelum sampai setelah kelahiran.

Hal ini berdampak pada bayi lahir dengan gizi yang kurang, sehingga anak menjadi stunting.

Demi mengatasi persoalan tersebut, Kementerian Kesehatan mengkampanyekan pentingnya pemberian protein hewani kepada anak utamanya anak usia dibawah 2 tahun.

“Setelah bayi berusia 6 bulan harus rajin melakukan pengukuran, karena Selain ASI eksklusif juga ada makanan tambahan, kalau kurang protein hewani anaknya bisa stunting. Protein hewani ini seperti susu, telur, ikan dan ayam,” kata Menkes di Jakarta, Rabu (25/1).

Lebih lanjut, Menkes menekankan bahwa cara tersebut efektif mencegah stunting pada anak.

Bukan tanpa alasan, karena protein hewani mengandung zat gizi lengkap seperti asam amino, mineral dan vitamin yang penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.

Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang menunjukkan adanya bukti kuat hubungan antara stunting dan indikator konsumsi pangan berasal dari hewan, seperti telur, daging/ikan dan susu atau produk olahannya (keju, yogurt, dll).

Penelitian tersebut juga menunjukan konsumsi pangan berasal dari protein hewani lebih dari satu jenis, lebih menguntungkan daripada konsumsi pangan berasal dari hewani tunggal.

Baca Juga: Penting Diketahui 9 Langkah Pencegahan Stunting, Wajib Dilakukan Sejak Masa Kehamilan