Pola asuh masih ada kaitannya dengan pemberian makanan kepada anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
Selain itu, apabila seorang ibu saat remaja dan kehamilannya hingga masa laktasi kekurangan nutrisi, maka pertumbhan dan perkembangan otak anak pun akan terganggu.
4. Kemampuan ekonomi
Sementara itu, penyebab tidak langsung stunting pada anak berkaitan dengan kemampuan ekonomi keluarga.
Pendapatan atau kondisi ekonomi yang kurang baik, berdampak pada akses terhadap bahan makanan bernutrisi, karena daya beli yang rendah.
Selain itu, jika daya beli rendah maka risiko terjadinya kerawanan pangan di tingkat rumah tangga menjadi lebih besar.
5. Sanitasi buruk
Kerap terbaikan, padahal kondisi lingkungan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
Misalnya saja lingkungan dengan sanitasi yang buruk, maka akan memicu terjadinya infeksi berulang pada anak-anak.
"Lingkungannya menyebabkan dia mengalami infeksi. Misalnya penyakit berulang, diare, atau juga penyakit lain," kata Kartini Rustandi.
Dengan mengenali faktor-faktor yang menjadi penyebab stunting, orangtua dapat melakukan tindakan pencegahan mulai dari sebelum masa kehamilan hingga setelahnya.
Pencegahan sangat penting, karena stunting bersifat irreversible, yang artinya anak yang mengalami kondisi ini tidak bisa mengejar ketertinggalan tumbuh kembangnya di masa depan.
Jangan sampai terlambat dan perbaiki faktor-faktor tersebut mulai dari sekarang. (*)
Baca Juga: Fakta Menarik, Singkong Diyakini Bisa Turunkan Risiko Stunting