Find Us On Social Media :

Bahaya Media Sosial Pada Kesehatan Mental Remaja, Ini Penjelasannya

Inilah bahaya media sosial pada kesehatan mental remaja.

GridHEALTH.id - Beginilah kondisi bahaya media sosial pada kesehatan mental remaja.

Saat ini, media sosial memang sudah menjadi bagian dari kehidupan kita.

Tak dipungkiri, media sosial sudah terintegrasi dengan kuat ke dalam kehidupan.

Baik itu anak remaja, orang dewasa, hingga usai lanjut pun ikut berpartisipasi dalam penggunaan media sosial ini.

Media sosial memang dengan mudahnya mencari dan mendapatkan informasi secara cepat.

Namun, tak disangka jika sosial media juga memberikan efek negatif.

Terlebih, memberikan efek negatif bagi kesehatan mental.

Hal ini lebih mengerucut pada remaja yang menggunakan media sosial.

Seperti diketahui, media sosial saat ini lebih digandrungi oleh para remaja.

Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental Remaja

Melansir dari unr.edu, aktivitas anak muda di media sosial sebagian besar mencerminkan kehidupan mereka di dunia fisik: anak-anak dan remaja menavigasi arus jejaring sosial mereka, menjalin hubungan baru, memperkuat yang sudah ada, dan terkadang meminimalkan atau mengakhirinya.

Baik online maupun di dunia nyata, anak muda akan menghadapi perilaku buruk, baik itu ditujukan kepada mereka atau kepada seseorang atau sesuatu yang lain.

Baca Juga: Ramai Jasa Vaksin Covid-19 Tanpa Disuntik, Kemenkes: Tidak Sesuai Anjuran

Bagaimana mereka menanggapi perilaku buruk adalah kesempatan bagi mereka untuk mempelajari keterampilan hidup yang penting.

Survei Pew Research Center tahun 2018 terhadap remaja AS menetapkan bahwa, satu dari enam remaja telah mengalami setidaknya satu dari enam bentuk perilaku kasar yang berbeda secara online:

- Panggilan nama (42%)

- Menyebarkan rumor palsu (32%)

- Menerima gambar eksplisit yang tidak diminta (25%)

- Aktivitas dan keberadaan mereka dilacak oleh orang lain selain orang tua (21%)

- Seseorang membuat ancaman fisik (16%)

- Memiliki gambar eksplisit dari mereka yang dibagikan tanpa persetujuan mereka (7%)

Survei tersebut menemukan bahwa 90% remaja percaya bahwa pelecehan online adalah masalah bagi orang seusia mereka, dan 63% mengidentifikasinya sebagai “masalah utama”.

Para remaja menganggap media sosial sebagai pengaruh negatif.

Umumnya mereka mengatakan media sosial meningkatkan intimidasi dan penyebaran rumor (27%), atau merusak hubungan dan membuatnya kurang berarti (17%).

Baca Juga: Penyalahgunaan Surat Sakit Dokter Bisa Terancam Penjara 4 Tahun

Namun, hanya sedikit yang percaya bahwa penggunaan media sosial dapat “menyebabkan masalah atau drama psikologis”.

Pencegahan Bahaya Media Sosial pada Kesehatan Mental Remaja

Upaya pencegahan dampak negatif penggunaan media sosial oleh kalangan muda dimulai dengan, mengedukasi para remaja dan remaja tentang bahaya yang ditimbulkan oleh layanan tersebut.

Inilah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah bahaya media sosial pada kesehatan mental remaja.

Tetapkan batas waktu yang dihabiskan untuk media sosial

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Social and Clinical Psychology menemukan bahwa, mahasiswa sarjana yang membatasi waktu mereka di Facebook, Instagram, dan SnapChat hingga 10 menit setiap hari atau total penggunaan 30 menit umumnya lebih positif dan lebih baik.

Siswa yang membatasi penggunaan media sosial mereka hingga 30 menit sehari, melaporkan lebih sedikit depresi dan kesepian setelah tiga minggu.

Selain itu, peningkatan perasaan baik paling tinggi pada siswa yang melaporkan "tingkat depresi yang lebih tinggi" saat penelitian dimulai.

Waspada menggunakan sosial media

Kaum muda secara alami membandingkan diri mereka dengan orang-orang yang berinteraksi dengan mereka di media sosial, tetapi hal itu dapat merusak citra diri yang sehat.

Dalam jurnal Body Image, para peneliti melaporkan bahwa wanita sarjana merasa lebih buruk tentang penampilan mereka sendiri setelah mereka melihat halaman media sosial seseorang yang mereka anggap lebih menarik.

Hasilnya konsisten apakah para wanita memiliki kesan positif terhadap penampilan mereka atau kesan negatif sebelum melihat halaman tersebut.

Faktor “perbandingan sosial” ini mengambil banyak bentuk online yang dapat berdampak negatif pada pengguna muda media sosial.

Kaum muda perlu mengingatkan diri mereka sendiri bahwa, media sosial membuat orang dan hal-hal terlihat lebih baik dan lebih menarik daripada kehidupan nyata.

Baca Juga: Bisa Hamil? Viral Nenek 76 Tahun Menikah dengan Remaja 19 Tahun, Kini Mengandung Bayi Perempuan

Hindari pengaruh negatif

Pusat Penelitian Kesehatan Nasional menunjukkan bahwa, kaum muda yang merasa nyaman dengan diri mereka sendiri cenderung hanya memposting hal-hal positif secara online, yang menciptakan umpan balik positif.

Sebaliknya, mereka yang memiliki harga diri rendah mungkin mendapati diri mereka hanya memposting materi negatif, yang sering menempatkan mereka dalam lingkaran umpan balik negatif.

Media sosial tidak selalu nyata

Ada cara memerangi perasaan tidak mampu atau tidak aman yang disebabkan oleh aktivitas media sosial mereka.

Remaja harus diajari bahwa, apa yang mereka lihat di media sosial (dan di tempat lain secara online) seringkali merupakan perspektif bias tentang kejadian di dunia nyata.

Menghindari pembandingan yang tidak pantas dan keluar dari jebakan negatif bisa semudah berhenti dari media sosial, dan mungkin semua aktivitas online, selama berhari-hari daripada hanya satu atau dua jam.

Itulah yang terjadi pada bahaya media sosial pada kesehatan mental remaja.

Baca Juga: Bahaya Tren Sleepover Date, Penyakit Seksual Hingga Gangguan Psikologis