Find Us On Social Media :

Mitos atau Fakta Cabut Gigi Saat Demam Bisa Sebabkan Kebutaan?

Mitos atau fakta soal cabut gigi saat demam bisa sebabkan kebutaan?

Pada percabangan saraf trigeminus tersebut terdapat 3 cabang, yaitu cabang untuk gigi rahang bawah (mandibula), gigi rahang atas (maksilaris) dan untuk dan cabang saraf mata.

“Walaupun berasal dari jaringan induk saraf yang sama, akan tetapi apabila terjadi kerusakan pada salah satu cabang saraf, maka hal ini tidak akan mempengaruhi fungsi cabang saraf yang lainnya,” terangnya.

Perlu diketahui juga bahwa indikasi gigi bisa dicabut atau tidak itu bisa dilihat dari segi klinisnya.

Seperti lubang seberapa besar atau lebih dari setengah (lebar dan kedalaman) gigi, dan jika ingin dilakukan pencabutan maka bisa dilakukan pencabutan.

Kapan Gigi Harus Dicabut?

Ketika gigi menjadi terinfeksi, rusak atau membusuk tidak bisa diperbaiki.

Gigi yang membusuk atau rusak parah tidak dapat lagi berada di dalam mulut, memperpanjang pencabutannya dapat berisiko memperburuk infeksi yang dapat menyebabkan masalah kesehatan secara umum.

Demikian pula, gigi bungsu yang mengalami impaksi terjadi ketika tidak ada ruang untuk gigi bungsu tumbuh, yang menyebabkannya tumbuh ke samping dan merusak gigi lainnya.

Hal ini dapat menyebabkan nyeri rahang, rasa tidak nyaman, kepadatan berlebih, kerusakan gigi, dan infeksi gusi.

Tetap lakukan pemeriksaan gigi secara rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.

Hal itu bertujuan agar, dapat mengetahui dan merawat kondisi kesehatan gigi dan mulut sebelum terlambat dan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.

Baca Juga: Dampaknya Parah, Asam Lambung Dapat Merusak Gigi Secara Permanen