Find Us On Social Media :

Mitos atau Fakta Cabut Gigi Saat Demam Bisa Sebabkan Kebutaan?

Mitos atau fakta soal cabut gigi saat demam bisa sebabkan kebutaan?

GridHEALTH.id - Inilah faktanya cabut gigi saat demam bisa menyebabkan kebutaan.

Dentist alias dokter gigi berperan dalam mengatasi masalah pada gigi dan mulut.

Salah satu tindakan yang bisa diberikan adalah cabut gigi, yaitu prosedur yang dilakukan untuk mencabut gigi bermasalah dan tidak bisa diperbaiki.

Tindakan ini dilakukan untuk mencabut gigi dari gusi sehingga tidak memicu masalah atau gejala yang mengganggu.

Cabut gigi adalah tindakan yang bisa dilakukan dengan cara sederhana atau pembedahan.

Namun, prosedur ini sebaiknya dilakukan oleh dentist yang memang sudah berpengalaman.

Dengan begitu, risiko terjadinya komplikasi atau efek samping dari mencabut gigi bisa dihindari.

Tak sedikit orang mempercayai jika cabut gigi saat demam bisa sebabkan kebutaan.

Mitos atau Fakta Cabut Gigi Saat Demam Bisa Sebabkan Kebutaan?

Melansir dari laman rsud.tulungagung.go.id, ternyata rumor tersebut hanyalah mitos.

Dokter Gigi RSUD dr. Iskak Tulungagung, drg. Danang Dewantara menyebut hal tersebut tak dibenarkan.

Pasalnya, tidak ada korelasi antara penanganan cabut gigi dengan indera pengelihatan.

Baca Juga: Apakah Kopi Bisa Membuat Gigi Menjadi Hitam? Mitos dan Fakta yang Perlu Diketahui

“Itu adalah sebuah penafsiran. Kepercayaan itu hanyalah sebuah mitos atau cerita primitif yang berkembang dari mulut ke mulut di lingkungan masyarakat yang masih terjebak pada pemikiran kolot,” kata drg. Danang.

Menurutnya, gigi rahang atas di cabut tidak ada hubungannya dengan kebutaan pada mata.

Jaringan saraf antara kedua organ ini tidak terhubung atau terpisah, sehingga ketika gigi dicabut tidak akan mempengaruhi mata.

“Percabangan saraf gigi dan mata itu terpisah sehingga tidak ada hubungannya dengan mata,” katanya.

Secara teori kedokteran, hal-hal yang dapat menyebabkan gangguan mata bahkan menjadi buta berawal dari kerusakan gigi yang mengalami infeksi.

Infeksi gigi tersebut terjadilah celah pada tulang gigi yang menonjol di luar gusi, sehingga menjadi akses masuknya kuman dan bakteri ke saluran jaringan saraf mata.

Kondisi inilah yang bisa sampai menimbulkan kebutaan.

“Yang dapat menyebabkan gangguan pada mata bukan proses pencabutannya, melainkan infeksi gigi yang sudah meluas bisa ke hidung, telinga dan bahkan sampai ke mata. Infeksi itu pula yang bisa menyebabkan pembengkakan (pada gusi),” katanya.

Oleh karena itu jangan menyepelekan lubang pada gigi karena itu adalah pintu masuknya kuman ke dalam tubuh.

Selanjutnya, drg. Danang menerangkan bahwa kepala manusia mempunyai 12 cabang saraf kranial yang memiliki fungsi dan peran masing-masing.

Saraf jaringan gigi, mata dan rahang ada pada urutan percabangan saraf trigeminus (V/5 kraniofasial).

Baca Juga: Hanya Butuh 30 Detik, Kenali Titik Pijat Atasi Sakit Gigi Berikut Ini

Pada percabangan saraf trigeminus tersebut terdapat 3 cabang, yaitu cabang untuk gigi rahang bawah (mandibula), gigi rahang atas (maksilaris) dan untuk dan cabang saraf mata.

“Walaupun berasal dari jaringan induk saraf yang sama, akan tetapi apabila terjadi kerusakan pada salah satu cabang saraf, maka hal ini tidak akan mempengaruhi fungsi cabang saraf yang lainnya,” terangnya.

Perlu diketahui juga bahwa indikasi gigi bisa dicabut atau tidak itu bisa dilihat dari segi klinisnya.

Seperti lubang seberapa besar atau lebih dari setengah (lebar dan kedalaman) gigi, dan jika ingin dilakukan pencabutan maka bisa dilakukan pencabutan.

Kapan Gigi Harus Dicabut?

Ketika gigi menjadi terinfeksi, rusak atau membusuk tidak bisa diperbaiki.

Gigi yang membusuk atau rusak parah tidak dapat lagi berada di dalam mulut, memperpanjang pencabutannya dapat berisiko memperburuk infeksi yang dapat menyebabkan masalah kesehatan secara umum.

Demikian pula, gigi bungsu yang mengalami impaksi terjadi ketika tidak ada ruang untuk gigi bungsu tumbuh, yang menyebabkannya tumbuh ke samping dan merusak gigi lainnya.

Hal ini dapat menyebabkan nyeri rahang, rasa tidak nyaman, kepadatan berlebih, kerusakan gigi, dan infeksi gusi.

Tetap lakukan pemeriksaan gigi secara rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.

Hal itu bertujuan agar, dapat mengetahui dan merawat kondisi kesehatan gigi dan mulut sebelum terlambat dan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.

Baca Juga: Dampaknya Parah, Asam Lambung Dapat Merusak Gigi Secara Permanen