GridHEALTH.id - Antraks adalah penyakit serius yang disebabkan oleh bakteri bernama Bacillus anthracis.
Meskipun jarang terjadi, infeksi antraks pada manusia dapat berpotensi fatal jika tidak segera diobati.
Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai gejala antraks pada manusia, penyebabnya, proses diagnosis, dan pengobatannya.
Penyebab Antraks
Antraks disebabkan oleh paparan langsung dengan spora Bacillus anthracis.
Spora ini dapat ditemukan di tanah dan produk-produk hewan yang terkontaminasi seperti wol, bulu, atau tulang hewan yang telah mati karena antraks.
Manusia biasanya terinfeksi melalui tiga jalur utama: inhalasi (melalui pernafasan), gastrointestinal (melalui makanan yang terkontaminasi), atau melalui kontak langsung dengan luka terbuka pada kulit.
Gejala Antraks pada Manusia
Gejala antraks dapat bervariasi tergantung pada jalur infeksi. Ada tiga bentuk umum dari antraks pada manusia:
a. Antraks Paru (Inhalasi)
Gejala-gejala awalnya mirip dengan flu biasa, seperti demam, batuk, nyeri dada, dan sesak napas.
Namun, gejalanya akan memburuk seiring berjalannya waktu, dengan adanya gejala seperti pembengkakan kelenjar getah bening, kesulitan bernapas yang parah, dan demam tinggi.
Antraks paru adalah bentuk paling mematikan dari antraks jika tidak segera diobati.
b. Antraks Gastrointestinal
Gejala antraks gastrointestinal meliputi mual, muntah, sakit perut hebat, diare berdarah, dan demam.
Pada kasus yang lebih parah, terjadi perdarahan gastrointestinal yang dapat berujung pada kematian.
c. Antraks Kulit
Ini adalah bentuk paling umum dari antraks pada manusia.
Gejalanya dimulai dengan munculnya lesi kulit berwarna kemerahan yang terasa gatal.
Lesi kemudian berubah menjadi lecet yang terisi cairan, membentuk luka berkerak hitam khas yang disebut eschar.
Eschar ini dapat berkembang menjadi luka yang dalam dan terinfeksi.
Diagnosis Antraks
Diagnosis antraks dapat dilakukan melalui berbagai metode, tergantung pada bentuk infeksi.
Untuk antraks paru, dokter dapat melakukan tes darah, analisis cairan paru, atau bahkan biopsi jaringan paru.
Untuk antraks gastrointestinal, analisis sampel tinja dan tes darah mungkin diperlukan.
Sementara itu, untuk antraks kulit, diagnosa biasanya dilakukan berdasarkan tampilan fisik dan riwayat paparan terhadap hewan atau produk yang terinfeksi.
Pengobatan Antraks
Pengobatan antraks melibatkan penggunaan antibiotik yang efektif terhadap Bacillus anthracis, seperti antibiotik ciprofloxacin, doxycycline, atau penicillin.
Pengobatan harus dimulai secepat mungkin setelah diagnosis untuk meningkatkan kesempatan kesembuhan.
Selain antibiotik, perawatan tambahan mungkin diperlukan tergantung pada bentuk antraks dan tingkat keparahannya.
Misalnya, pasien dengan antraks paru mungkin memerlukan bantuan pernapasan melalui ventilator atau oksigen tambahan.
Pasien dengan antraks kulit mungkin memerlukan perawatan luka yang cermat.
Salah duanya dengan pembersihan dan perawatan antibiotik topikal.
Selain pengobatan, langkah-langkah pencegahan juga penting dalam mengurangi risiko infeksi antraks.
Pemberian vaksin antraks dapat diberikan kepada individu yang berisiko tinggi terkena paparan, seperti pekerja di bidang peternakan atau laboratorium.
Penggunaan alat pelindung diri seperti masker pernapasan dan sarung tangan juga dianjurkan saat berinteraksi dengan hewan atau bahan yang terkontaminasi.
Penting untuk segera mencari perawatan medis jika Anda mencurigai terkena antraks atau mengalami gejala yang mencurigakan.
Semakin cepat diagnosis ditegakkan dan pengobatan dimulai, semakin besar kemungkinan kesembuhan dan mengurangi risiko komplikasi yang serius.
Itulah dia penjelasan mengenai gejala antraks pada manusia.
Semoga bermanfaat!
Baca Juga: Puluhan Orang di Gunungkidul Positif Antraks, Penyakit Apa Itu?