Sedangkan dua lainnya, tidak sempat menjalani pemeriksaan laboratorium. Hanya saja, memang mempunyai gejala dan riwayat berhubungan dengan hewan yang terjangkit antraks.
"Yang dua ini belum sempat dilakukan pemeriksaan lab karena langsung meninggal. Kita lakukan investigasi gejala ada dan mereka punya riwayat dengan sapi yang mati karena antraks," jelasnya dikutip dari Kompas (6/7/2023).
Penularan Antraks ke Manusia
Perlu diketahui, penyebab penyakit ini adalah bakteri Bacillus anthracis. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, ini termasuk penyakit zoonosis yang artinya dapat menular dari hewan ke manusia.
Bakteri tersebut menghasilkan racun yang sangat kuat dan bertanggung jawab atas munculnya gejala, hingga menyebabkan tingkat kematian yang tinggi.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, ada beberapa kegiatan yang membuat seseorang dapat tertular infeksi ini.
1. Bekerja dengan hewan atau produk hewan yang terinfeksi
Seseorang bisa terpapar saat bekerja dengan hewan yang terinfeksi atau produk hewani seperti wol, kulit, dan lainnya.
Antraks inhalasi terjadi saat menghirup spora yang ada di udara selama industri pengolahan bahan yang terkontaminasi.
Sedangkan antraks kulit, terjadi saat adanya kontaminasi bakteri pada luka atau goresan di kulit.
2. Konsumsi daging hewan antraks
Cara penularan berikutnya yakni saat daging dari hewan ternak yang sakit dikonsumsi. Ini dikenal juga dengan istilah gastrointestinal.
Gejala antraks yang terjadi pada manusia, biasanya akan muncul sekitar sehari hingga tujuh hari setelah paparan.
Tetapi, jangka waktu yang lebih seperti 42 hari untuk antraks kulit dan 60 hari untuk antrak inhalasi sangat mungkin, meksipun jarang. (*)
Baca Juga: Dalam 20-30 Tahun Terakhir Penyakit Baru di Dunia Berasal dari Hewan