Find Us On Social Media :

Porsi Sayuran dalam MPASI Tidak Lebih Banyak dari Protein Hewani, Ini Penjelasan Dokter

Menu MPASI anak dapat disesuaikan dengan yang dikonsumsi orangtua.

GridHEALTH.id - Memenuhi kebutuhan nutrisi adalah hal yang perlu dilakukan oleh orangtua, agar anak dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik.

Hal tersebut bahkan harus dilakukan oleh orangtua sejak masa kehamilan.

Ketika dilahirkan, maka kebutuhan tersebut dipenuhi dari pemberian air susu ibu (ASI) ekslusif.

Baru nanti, saat usianya sudah memasuki 6 bulan, anak mulai diperkenalkan dengan makanan melalui makanan pendamping ASI (MPASI).

Sayur Tak Lebih Banyak dari Protein Hewani

Dokter spesialis anak dr. I Gusti Nyoman Ayu Pratiwi, Sp.A, menjelaskan, ada tiga komponen utama dalam pemberian MPASI yang harus terpenuhi, yakni karbohidrat, protein hewani, dan lemak.

"Gizi seimbang yang pertama dikenalkan ke bayi yang berusia 6 bulan, itu di cari apa yang ada di ASI mulai berkurang," kata dokter Tiwi dalam media briefing Tokopedia sambut Hari Anak Nasional, Kamis (20/7/2023).

Menurutnya, yang hilang dari ASI adalah zat besi dan zinc, yang kemudian bisa diperoleh anak dari tiga komponen utama MPASI tersebut.

Karbohidrat diketahui diperlukan untuk menghasilkan tenaga, sehingga bisa bergerak dengan baik.

Sedangkan protein hewani, seperti yang diketahui mempunyai kandungan gizi yang lengkap dan dapat mendukung tumbuh kembang anak.

"Kebutuhan nutrisi bayi dalam MPASI, 80% dipenuhi oleh ASI 20% dipenuhi oleh MPASI. Nah, 20% itu sebagian besar adalah karbohidrat dan hanya 10-15% dari protein hewani," katanya.

"Saya seringkali gampangnya pada orangtua mengajarkan, protein hewani kira-kira satu telapak tangan bayi, karbohidratnya kira-kira dua telapak tangan bayi," sambungnya.

Baca Juga: Jangan Asal Kasih, Sebaiknya Kenali MPASI yang Bergizi untuk Anak

Lemak diketahui juga termasuk komponen dalam ASI, setidaknya ada 30% komponen lemak dalam air susu ibu.

Sehingga, dalam MPASI pun, kandungan gizi ini juga perlu didapatkan oleh anak. Ini bisa dilakukan misalnya dengan menambahkan sedikit minyak saat membuat makanan anak.

Sementara itu, untuk serat dari sayuran, dalam MPASI anak jumlahnya tidak boleh terlalu banyak dibandingkan dengan protein hewani.

Hal tersebut karena, bayi yang mulai makan baru belajar mencerna serat. Jadi, baiknya memang tidak terlalu banyak.

"Misalnya cuma 1 lembar bayam dalam satu porsi makan bayi sekali. Karena itu, gak usah beli bayam organik kan harus banyak, kecuali ibu bapaknya juga makan yang bayam organik," ujarnya

"Saya seringkali bilang kalau mau mengenalkan sayur pada bayi, samakan saja dengan apa yang dimakan orangtua karena butuhnya sedikit," jelas dokter Tiwi.

Begitu halnya dengan pemberian buah saat MPASI anak. Pada dasarnya, dari buah yang dicari adalah vitamin C untuk penyerapan zat besi.

Namun, karena secara alami bayi suka rasa manis dan buah memiliki kandungan gula alami atau fruktosa, ini justru berpotensi membuat anak susah makan. Apalagi jika pada tahap makan awal, yang diberikan adalah buah.

"Kalau mengenalkan buah padahal bayinya belum kenal ikan yang amis, telur yang amis, hati yang pahit, daging yang rasanya agak pahit, itu biasanya jadinya enggak mau (makan) dia," ujarnya.

Jadi, lebih baik jika ingin memberikan buah, disarankan untuk tidak dilakukan saat hari pertama pengenalan makanan.

Itulah beberapa komponen penting yang diperlukan dalam MPASI anak untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya. (*)

Baca Juga: Cara Mencegah Stunting dengan Rajin Konsumsi Telur untuk Anak, Cari Tahu Manfaatnya