GridHEALTH.id - Menyusui merupakan cara untuk memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan oleh bayi, khususnya usia 0-6 bulan.
Pasalnya pada usia tersebut, anak masih belum bisa mengonsumsi makanan lain selain air susu ibu (ASI).
Selain untuk memenuhi kebutuhan gizi, menurut Kementerian Kesehatan, ASI eksklusif juga berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh anak.
Sehingga, bayi tidak mudah terserang berbagai jenis penyakit yang bisa mengancam kesehatannya.
Sayangnya, mengutip laman UNICEF, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2021 angka ibu menyusui mengalami penurunan.
Hanya sekitar 52,5 persen atau setengah dari 2,3 juta bayi berusia di bawah enam bulan yang mendapatkan ASI eksklusif di Indonesia.
Jumlahnya menurun sebanyak 12 persen dari angka 2019. Tidak hanya pemberian ASI eksklusif yang mengalami penurunan, angka inisiasi menyusui dini (IMD) juga turun dari 58,2 persen pada 2019 menjadi 48,6 persen tahun 2021.
Mengapa Terjadi Kegagalan Menyusui?
Pada pekan menyusui sedunia yang berlangsung dari 1 hingga 7 Agustus, ketahui alasan mengapa kondisi ini terjadi.
Dokter Spesialis Anak dr. I Gusti Ayu Nyoman Pratiwi, Sp.A, MARS, mengatakan terdapat tiga hal yang dapat menjadi faktor kegagalan menyusui.
Pertama, tidak adanya support atau dukungan dari anggota keluarga terdekat, misalnya suami.
Kedua, tenaga kesehatan yang pasif. Menurutnya, keaktifan nakes dalam mendukung ibu menyusui sangatlah penting.
Baca Juga: Apa Itu Hiperlaktasi, Benarkah Bisa Sebabkan Mastitis yang Merupkaan Momok Bagi Ibu Menyusui