Find Us On Social Media :

Dampak Buruk Screentime untuk Pertumbuhan Anak, Memperbaikinya Diawali dari Kebiasaan Orangtua

Terbatasnya interaksi dengan orangtua saat screentime picu masalah.

GridHEALTH.id - Dalam keseharian, mudah menemukan anak-anak yang sudah menggunakan gadget.

Biasanya gadget digunakan selain sebagai sarana hiburan, juga untuk menenangkan anak yang sedang rewel.

Namun tahu tidak, meskipun terlihat biasa saja, tapi dampak yang ditimbulkan dari screentime pada anak sangatlah besar.

Efek Negatif Screentime Pada Anak

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan screentime sebagai waktu yang digunakan untuk menonton media elektronik atau digital yang berbasis layar, seperti tv, komputer, handphone, atau pun tablet.

Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Tumbuh Kembang Pediatrik Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof. DR. dr. Ahmad Suryawan, SpA(K), memaparkan beberapa dampak buruk dari screentime yang merugikan untuk anak.

1. Meningkatkan obesitas

Dampak pertama dari screentime adalah meningkatnya risiko obesitas pada anak usia pra sekolah.

"Screentime berlebihan pada anak pra sekolah mempunyai hubungan dengan peningkatan indeks massa tubuh dan peningkatan berat badan pada usia selanjutnya," katanya dalam media briefing IDAI, Rabu (29/8/2023).

Bahkan, risiko tersebut masih tetap ada meskipun orangtua sudah menerapkan metode cut-off dua jam pada anak.

"Ini pengaruhnya signifikan kalau ada iklan makanan, ada screentime saat makan. Screentime saat anak makan itu faktor tidak langsung anak terpicu obesitas," jelasnya.

2. Kualitas tidur menurun

Dampak lain dari screentime yakni menurunnya kualitas tidur anak, karena durasi istirahat yang berkurang.

"Karena pengaruh konten materi dalam media tersebut, mungkin saking senangnya enggak tidur-tidur," ujarnya.

Baca Juga: Gaya Hidup Sedentari Membahayakan Kesehatan Anak, Dokter Sarankan Kegiatan Ini

"Yang kedua yang tidak pernah tahu adalah adanya supersi (penekanan) hormon melatonin di dalam tubuhnya oleh emisi cahaya biru," tambahnya.

Gadget yang digunakan memancarkan blue light atau cahaya biru yang dapat menekan kadar hormon melatonin, yang sebenarnya penting untuk mendukung kualitas tidur anak.

3. Gangguan Tumbuh Kembang

Profesor Suryawan mengungkapkan, sudah ada banyak bukti ilmiah yang mengaitkan screentime berlebihan pada usia dini berimbas pada kemampuan kognitif, bicara dan berbahasa, hingga perilaku sosial.

"Jadi ini sudah tidak terbantahkan. Penyebabnya sekunder (lainnya), karena interaksi anak dan orangtua berkurang, fungsi keluarga dalam rumah tangga berkurang," terangnya.

Memperbaiki Pola Screentime Anak

Profesor Suryawan mengingatkan, waktu yang dihabiskan oleh anak untuk bermain gadget dipengaruhi oleh perilaku screentime orangtua.

Sehingga menurutnya, bukan hal yang tepat jika hanya menyalahkan anak begitu saja.

"Perilaku screentime orangtua sendiri ternyata dari studi menyatakan, faktor risiko terkuat terhadap screentime anak. Anaknya lima jam, itu pasti orangtuanya lima jam lebih," ungkapnya.

Untuk memperbaiki pola screentime anak, maka harus diawali dari kebiasaan orangtua sendiri terlebih dahulu.

Orangtua juga perlu mengerti ketika berusaha mengubah hal ini, hasil yang didapatkan tidak bisa instan.

Karena dampak screentime pun biasanya baru terlihat satu tahun setelah paparan gadget yang berlebih. Sehingga, saat memperbaikinya pun juga butuh waktu.

"Screentime-nya kita batasi tidak serta merta gangguan perkembangannya membaik. Tapi butuh waktu untuk satu tahun ke depan, untuk membaik, itu studi mengatakan begitu," pungkasnya. (*)

Baca Juga: Begini Pola Asuh yang Dapat Menyebabkan Stunting, Ternyata Bisa Jadi Pemicu Utama