Ketahui Apa Itu Anemia Aplastik dan Bedanya dengan Anemia Biasa

Anemia aplastik menyebabkan pengidapnya mendapatkan perawatan intensif.

Anemia aplastik menyebabkan pengidapnya mendapatkan perawatan intensif.

GridHEALTH.id - Anemia adalah kondisi medis yang ditandai dengan kadar sel darah merah (eritrosit) yang rendah dalam tubuh.

Umumnya, orang mengenal kondisi ini sebagai kurang darah yang disebabkan oleh tubuh yang kekurangan zat besi.

Zat besi diperlukan untuk memproduksi hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh.

Saat tubuh kekurangan zat besi, maka sel darah merah tidak mampu mengangkut oksigen dan akhirnya menyebabkan gejala anemia yang sudah banyak diketahui.

Mulai dari tubuh yang terasa lemah, pusing, dan warna kulit yang cenderung pucat.

Bukan hanya karena kekurangan zat besi, anemia juga bisa disebabkan oleh defiensi vitamin B12 atau asam folat.

Baca Juga: Manfaat Makan Kikil untuk Kesehatan Tubuh yang Tak Terduga, Bisa Mencegah Anemia

Perlu diketahui, anemia mempunyai jenis yang beragam. Selain anemia yang sudah umum diketahui masyarakat, ada juga jenis anemia aplastik. 

Alm Komika Babe Cabita beberapa waktu yang lalu sempat menjalani perawatan di rumah sakit karena penyakit tersebut dan dinyatakan meninggal dunia. 

Apa Itu Anemia Aplastik?

Perbedaan anemia biasa dan anemia aplastik, dapat dilihat dari penyebab dan tingkat keparahaannya.

Anemia biasa seperti yang diketahui disebabkan karena kekurangan zat besi atau asam folat.

Sementara anemia aplastik, terjadi ketika sumsum tulang tidak dapat memproduksi jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan platelet yang cukup.

Baca Juga: Benarkah Anemia Bisa Membuat Emosi Tidak Stabil? Simak Penjelasannya

Ini bisa terjadi karena berbagai alasan, termasuk faktor genetik, infeksi, paparan bahan kimia beracun, atau efek samping dari pengobatan tertentu, seperti kemoterapi.

Anemia aplastik terbilang jenis yang langka. Gejala anemia aplastik yang dialami oleh pengidapnya dapat sangat serius.

Ini mencakup kelemahan yang parah, infeksi berulang, mudah memar, dan pendarahan yang sulit dihentikan.

Diagnosis anemia aplastik juga melibatkan pemeriksaan darah, dan seringkali diperlukan biopsi sumsum tulang untuk menentukan penyebab pastinya.

Pengobatan yang dilakukan terhadap pengidap anemia aplastik, ditentukan berdasarkan penyebabnya.

Jika penyebabnya adalah infeksi atau paparan bahan kimia beracun, maka perawatan difokuskan pada penyebab utamanya.

Sedangkan bila faktor genetik atau efek samping pengobatan, tindakan seperti transplantasi sumsum tulang belakang atau terapi imunomodulator mungkin diperlukan.

Pemilihan pengobatan anemia aplastik tersebut dilakukan dengan tujuan memulihkan produksi sel darah merah yang normal.

Perbedaan utama antara anemia aplastik dan anemia biasa adalah dalam penyebab dan tingkat keparahan.

Diagnosis keduanya dilakukan melalui pemeriksaan darah, tapi pada pengidap anemia aplastik membutuhkan pendekatan yang lebih intensif.

Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat jika mengalami gejala anemia. (*)

Baca Juga: Kulit Kekuningan apalagi Dibarengi Lesu, Waspada Gejala Awal Kurang Darah dan Darah Rendah