GridHEALTH.id - Masyarakat India menghadapi masalah kesehatan baru akibat penyebaran virus Nipah.
Sekolah hingga perkatoran khususnya yang berada di Kerala, India Selatan ditutup untuk sementara waktu.
Hal tersebut dilakukan untuk menghentikan penyebaran virus Nipah, yang telah menewaskan dua orang belum lama ini.
Aktivitas Masayarakat Dibatasi
Perlu diketahui, ini bukan merupakan wabah virus Nipah di India. Melainkan gelombang keempat, di mana yang terakhir terjadi pada 2018 lalu.
Dilansir dari BBC News, saat ini tiga orang yang dinyatakan positif terinfeksi termasuk seorang anak, tengah menjalani perawatan.
Pihak terkait mengatakan pada Rabu (13/9/2023), telah dilakukan tes kepada 706 orang, termasuk 153 tenaga kesehatan, untuk mengecek penyebaran virus tersebut.
Seluruh kasus yang sudah dilaporkan tersebut terjadi di wilayah bagian Kozhikode di Kerala utara.
Salah satu kematian terjadi pada awal bulan ini, sementara yang lainnya pada 30 Agustus lalu.
Perdana Menteri negara bagian tersebut, Pinarayi Vijayan, meminta masyarakat untuk tidak melakukan pertemuan publik di wilayah terdampak selama 10 hari ke depan.
Ia mengatakan, pemerintah mengganggapi kasus ini dengan sangat serius dan meminta masyarakat berhati-hati.
Penggunaan masker disarankan dan hanya melakukan kunjungan ke rumah sakit bila dalam keadaan darurat.
Baca Juga: Di Masa Endemi Varian Baru Covid-19 Bermunculan, Begini Cara Perlindungan yang Tepat
Akan tetapi ia menambahkan, tidak ada alasan bagi masyarakat untuk panik karena orang yang sempat melakukan kontak dengan korban meninggal sedang menjalani perawatan.
Bukan Strain Virus Baru
Menteri Kesehatan India Mansukh Mandaviya mengatakan pada Selasa (12/9/2023), timnya sudah mengirim sejumlah ahli ke Kerala untuk memantau situasi di sana dan memberikan bantuan.
Veena George selaku Menteri Kesehatan negara bagian tersebut mengatakan, tes menunjukkan jenis virus Nipah tersebut sama dengan yang ditemukan di Bangladesh sebelumnya.
"Pergerakan masyarakat telah dibatasi di beberapa negara bagian untuk mengatasi krisis medis," jelasnya.
Dia juga mengatakan, tim dari Institut Virologi Nasional akan membuka laboratorium keliling di Kozhikode Medical College.
Dibukanya laboratorium tersebut, dilakukan dengan tujuan untuk menguji virus dan melakukan survei terhadap kelelawar.
Pemerintah negara bagian telah mendirikan ruang kendali untuk memantau situasi dan petugas kesehatan telah diinstruksikan untuk mengikuti protokol pengendalian infeksi.
Ini termasuk penyakit zoonosis yang artinya penularan virus Nipah dapat terjadi dari hewan ke manusia, lewat makanan yang terkontaminasi, atau antara manusia.
Kelelawar buah dari family Pteropodidae, merupakan hewan pembawa virus yang utama.WHO mengatakan, sampai sekarang belum ada obat khusus atau vaksin untuk infeksi virus Nipah ini.
Pengobatan suportif intensif dilakukan untuk mengobati gangguan pernapasan dan neurologis yang serius. (*)
Baca Juga: Bayi-bayi di Eropa Terinfeksi Virus E-11 Hingga Sebabkan Kegagalan Organ, Kenali Gejalanya