Dalam kesempatan yang sama, Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K), Ketua Komunitas Dengue Indonesia mengatakan, anak-anak merupakan kelompok usia yang paling banyak terdampak.
Data Kemenkes tahun 2022 menunjukkan, pola kematian akibat DBD di Tanah Air dominan terjadi pada kelompok usia muda, 5-14 tahun sekitar 45 persen.
"Dengan demikian, upaya sosialisasi pengendalian vektor nyamuk dan vaksinasi dengue pada anak menjadi sangat penting sesuai dengan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)," ujarnya.
Profesor Sri Rezeki menjelaskan, pemberian vaksin demam berdarah pada anak sudah bisa dilakukan ketika anak berusia 6 tahun.
Pemberian vaksin demam berdarah sudah terbukti efektif mencegah terjadinya infeksi dengue.
"Penelitian juga dikerjakan di hampir 10 negara dengan hasil yang cukup memuaskan. Antibodi yang terbentuk juga bertahan lama," kata profesor Sri Rezeki.
Selain anak-anak, kelompok dewasa muda dan dewasa juga membutuhkan vaksin ini sebagai perlindungan.
Ketua Satgas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM, mengatakan vaksin ini sudah dimasukkan ke dalam daftar rekomendasi imunisasi dewasa.
"Karena terbukti manfaatnya, Perhimpunan Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) telah merekomendasikan vaksinasi demam berdarah juga diberikan pada orang dewasa sampai umur 45 tahun," tuturnya.
Vaksin demam berdarah diberikan diberikan dua dosis, dengan interval sekitar 3 bulan setelah dosis pertama.
Suhu udara yang tinggi membuat gigitan nyamuk DBD semakin ganas, untuk mencegah penyakit infeksinya dapat dilakukan dengan melakukan 3M dan vaksinasi. (*)
Baca Juga: Cara Efektif Cegah DBD, Pakai Serai Hingga Rosemary untuk Usir Nyamuk!