Find Us On Social Media :

Gigitan Nyamuk DBD Mengganas 5 Kali Lipat Saat Suhu Panas, Lindungi Diri dengan 2 Langkah Ini

Mencegah DBD dengan 3M dan vaksin.

GridHEALTH.id - Demam berdarah dengue (DBD) atau infeksi dengue adalah penyakit yang banyak terjadi di Indonesia.

Data resmi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, sejak awal tahun ini hingga minggu ke-33 di 2023, tercatat ada 57 ribu kasus demam berdarah dengue dengan 422 kematian.

Kondisi kasus DBD di Indonesia perlu mendapatkan perhatian yang lebih lanjut dari segala pihak.

Seperti yang diketahui, penyakit DBD merupakan infeksi yang ditularkan melalui gigitan nyamuk pembawa virus.

Suhu udara yang tinggi karena puncak fenomena El Nino, membuat gigitan nyamuk Aedes aegypti semakin mengganas.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS, mengatakan gigitannya bisa naik 3-5 kali lipat.

"Dalam penelitian, dalam suhu yang di bawah 20 derajat Celsius, nyamuk mengigit (selama) 5,5 hari satu kali (hanya) satu kali mengigit," ujarnya dalam peluncuran kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD (27/9/2023).

"Tapi kalau suhu di atas 27 hingga 33 derajat Celsius, itu naik (frekuensi gigitan nyamuk). Nyamuk mengigit tiap 2 hari," sambungnya.

Mencegah DBD

Dalam penanggulan DBD di Indonesia, Maxi Rein mengatakan kalau hal ini cukup kompleks. Kendati demikian, pemerintah berkomitmen untuk mencapai nol kematian akibat infeksi dengue pada 2030.

Salah satu langkah pencegahan yang sudah umum dan diketahui secara luas adalah prinsip 3M (Menguras, Mengubur, dan Menutup).

Selain prinsip 3M, untuk mencegah DBD masyarakat juga diimbau untuk melakukan vaksinasi secara mandiri.

Baca Juga: Kasus DBD Meningkat Setiap Tahun, Ini 3 Program Kemenkes untuk Mencegahnya

Dalam kesempatan yang sama, Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K), Ketua Komunitas Dengue Indonesia mengatakan, anak-anak merupakan kelompok usia yang paling banyak terdampak.

Data Kemenkes tahun 2022 menunjukkan, pola kematian akibat DBD di Tanah Air dominan terjadi pada kelompok usia muda, 5-14 tahun sekitar 45 persen.

"Dengan demikian, upaya sosialisasi pengendalian vektor nyamuk dan vaksinasi dengue pada anak menjadi sangat penting sesuai dengan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)," ujarnya.

Profesor Sri Rezeki menjelaskan, pemberian vaksin demam berdarah pada anak sudah bisa dilakukan ketika anak berusia 6 tahun.

Pemberian vaksin demam berdarah sudah terbukti efektif mencegah terjadinya infeksi dengue.

"Penelitian juga dikerjakan di hampir 10 negara dengan hasil yang cukup memuaskan. Antibodi yang terbentuk juga bertahan lama," kata profesor Sri Rezeki.

Selain anak-anak, kelompok dewasa muda dan dewasa juga membutuhkan vaksin ini sebagai perlindungan.

Ketua Satgas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM, mengatakan vaksin ini sudah dimasukkan ke dalam daftar rekomendasi imunisasi dewasa.

"Karena terbukti manfaatnya, Perhimpunan Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) telah merekomendasikan vaksinasi demam berdarah juga diberikan pada orang dewasa sampai umur 45 tahun," tuturnya.

Vaksin demam berdarah diberikan diberikan dua dosis, dengan interval sekitar 3 bulan setelah dosis pertama.

Suhu udara yang tinggi membuat gigitan nyamuk DBD semakin ganas, untuk mencegah penyakit infeksinya dapat dilakukan dengan melakukan 3M dan vaksinasi. (*)

Baca Juga: Cara Efektif Cegah DBD, Pakai Serai Hingga Rosemary untuk Usir Nyamuk!