2. Penyakit Obsesif-Kompulsif
Ada anggapan bahwa selingkuh dapat dihubungkan dengan gangguan obsesif-kompulsif.
Namun, ini adalah perbandingan yang menyederhanakan dan tidak mempertimbangkan faktor-faktor kompleks di balik perilaku selingkuh.
3. Selingkuh Sebagai Gangguan Psikologis
Beberapa orang berpendapat bahwa selingkuh dapat dianggap sebagai bentuk gangguan psikologis.
Namun, para ahli belum mencapai kesepakatan ilmiah tentang hal ini.
Selingkuh dalam Konteks Kesehatan Mental
Meskipun selingkuh bukanlah penyakit mental dalam arti medis, dampaknya terhadap kesehatan mental individu dan hubungan dapat signifikan.
Orang yang terlibat dalam selingkuh mungkin mengalami stres, rasa bersalah, dan konflik internal yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis mereka.
Meskipun selingkuh bukan penyakit mental, penting untuk memahami kompleksitas dan implikasi dari perilaku ini.
Menyikapi selingkuh dengan pendekatan kesehatan mental dapat membantu individu untuk memahami dan mengatasi faktor-faktor yang mungkin mendorong perilaku tersebut.
Akhirnya, penting untuk mencari bantuan profesional jika seseorang mengalami kesulitan dalam mengelola emosi atau perilaku terkait selingkuh.
Terapis dan konselor dapat memberikan panduan yang bermanfaat dalam menghadapi konsekuensi dari perilaku selingkuh dan memperbaiki kesehatan mental secara keseluruhan.
Itulah penjelasan terkait benarkah selingkuh adalah penyakit mental.
Baca Juga: Bahaya Tidur Dekat HP Ternyata Sangat Mengerikan, Jangan Dilakukan Lagi Kalau Mau Tetap Sehat