Find Us On Social Media :

5 Cara Lindungi Anak dari Bahaya Pneumonia, Penyebab Kematian Nomor Satu Usia Balita

Pneumonia disebabkan kuman yang masuk ke saluran napas.

GridHEALTH.id - Pneumonia menjadi penyebab kematian nomor satu pada anak usia bayi maupun balita.

UNICEF mencatat, dalam 43 detik setidaknya ada satu anak yang meninggal dunia akibat pneumonia.

Sementara itu, di Indonesia dilaporkan setiap jam ada sekitar 2 hingga 3 anak yang kehilangan nyawa gara-gara penyakit ini.

Apa Itu Pneumonia?

Dokter Spesialis Anak Konsultan Respirologi Prof. Dr. dr. Cissy Kartasasmita, Sp.A(K), M.Sc, mengatakan pneumonia merupakan peradangan yang terjadi di paru-paru.

"Pneumonia merupakan peradangan paru yang disebabkan oleh infeksi kuman," kata profesor Cissy dalam Peringatan Hari Pneumonia Sedunia yang diadakan MSD, Senin (6/11/2023).

Meski banyak faktor yang bisa menyebabkan penyakit ini, tapi bakteri pneumokokus menjadi penyebab utamanya.

Kuman tersebut dengan mudahnya masuk ke pipa yang menghubungkan udara luar dengan paru-paru, lalu berakhir dengan infeksi.

Mencegah Pneumonia Pada Anak

Sebenarnya, orangtua dapat melakukan pencegahan dan perlindungan pneumonia pada anak.

Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Anak Prof. dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi., menerangkan ada beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh orangtua.

1. Mencegah kuman masuk saluran napas anak

Agar kuman tidak mudah masuk ke saluran napas anak, orangtua ataupun anggota keluarga lain diharuskan untuk mencuci tangan sebelum menyentuh bayi atau balita.

"Jangan lupa cuci tangan sebelum megang bayi atau balita, abis bersin nutup pakai tangan megang bayinya, lalu bayinya megang muka nular (kuman) ke bayinya. Jadi cuci tangan sebelum makan dan sebelum pegang bayi atau balita," jelasnya.

Baca Juga: Sering Salah Diagnosis, Kenali 6 Gejala Stroke yang Dialami Anak-anak

Ia juga menyarankan untuk tidak sembarangan mencium anak, karena bakteri pneumokokus akan dengan mudah berpindah ke saluran napas bayi.

2. Sirkulasi udara lancar

Sirkulasi yang baik dapat membuat pertukaran udara berjalan dengan baik, sehingga kuman tidak bisa berkembang biak di ruangan tersebut.

3. Pemberian ASI ekslusif

Cara mencegah pneumonia yang lainnya adalah memberikan air susu ibu (ASI) secara ekslusif ke anak.

Selain itu, makanan pendamping ASI, profesor Soedjatmiko menyarankan untuk lebih banyak memberikan protein dibanding serat.

"Masih banyak orangtua yang keliru, bahkan bangga sekali anak saya makan buahnya banyak. Buah dan sayur pada bayi atau balita cukup sedikit yang dibutuhkan.  Protein (berfungsi) untuk membentuk otak, otot, dan sistem kekebalan," ujarnya.

4. Melengkapi vaksinasi

Dokter sekaligus Magister Sains Psikologi Perkembangan ini, juga mengingatkan agar jadwal imunisasi anak dilengkapi. Terutama jenis vaksin PCV.

Terdapat beberapa jenis vaksin PCV, yakni PCV10, PCV13, dan yang terbaru PCV15 yang dapat melindungi dari 15 macam serotipe pneumokokus. Jenis vaksin tersebut masuk dalam Program Imunisasi Nasional, yang dapat diberikan pada bayi berusia 2 bulan, 3 bulan, dan 12 bulan secara gratis.

5. Segera periksa

Menghindari dampak yang serius dari infeksi ini, ketika anak mengalami gejala pneumonia seperti demam, batuk, dan napas cepat harus segera berobat.

Orangtua dapat menghitung laju napas anak, saat Si Kecil dalam keadaan tenang dan beristirahat.

"Beberapa studi di berbagai negara, ternyata keterlambatan berobat menyebabkan angka kematian pneumonia itu juga lebih tinggi. Kalau terlambat berobat, juga keburu menularkan ke orang lain," pungkasnya. (*)

Baca Juga: Bisa Mengganggu Tumbuh Kembang, 7 Gejala Diabetes Pada Anak Ini Harus Diwaspadai