GridHEALTH.id - Influenza sering kali disamakan dengan penyakit batuk dan pilek biasa atau common cold.
Padahal, keduanya merupakan masalah kesehatan yang berbeda, meskipun saat terserang influenza seseorang bisa batuk atau pilek.
Dijelaskan oleh Wakil Ketua Indonesia Influenza Foundation Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD, K-AI, FINASIM, penyakit ini disebabkan oleh virus influenza (Influenza A, B, atau C0 yang dapat menyerang saluran pernapasan setiap tahun.
Umumnya, influenza kondisinya akan membaik dalam waktu sekitar 3 hingga 4 hari setelah munculnya gejala.
Kendati demikian, penyakit ini tidak boleh disepelekan karena bagi kelompok tertentu seperti penyandang diabetes, berisiko menyebabkan komplikasi yang serius.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik dan diabetes Dr. dr. Wismandari Wisnu, Sp.PD-KEMD, FINASIM, menyebut diabets dan influenza sebagai "dynamic duo" kombinasi yang mematikan.
Penyandang diabetes dikenal mempunyai kadar gula darah yang tinggi, sehingga bakteri dan virus dapat lebih mudah tumbuh, sehingga terjadi infeksi.
Tak hanya itu, kadar gula darah yang tinggi mengakibatkan kerusakan pembuluh darah, sehingga butuh waktu penyembuhan lebih lama dan berpotensi menyebabkan perburukan influenza.
"Orang yang influenza dengan diabetes, ternyata risiko untuk rawat inapnya bisa 3-6 kali," ujarnya dalam konferensi pers Konsensus Pedoman Vaksinasi Influenza Pada Pasien Diabetes, Kamis (24/8/2023).
Penyandang diabetes apabila terinfeksi influenza, maka risiko untuk menjalani rawat inap di Intensive Care Unit (ICU) bisa mencapai 4 kali lipat.
Begitu juga dengan risiko kematian akibat pneumonia yang terjadi akibat influenza berat, risiko sampai 4 kali lipat.
Baca Juga: Jangan Lagi Anggap Enteng Flu, 342.000 Kematian dari 2010 Hingga 2020
Source | : | liputan |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar