Find Us On Social Media :

Konferensi COP28, Pentingnya Keseriusan Menghubungkan Perubahan Iklim dan Kesehatan

COP28 dipandang perlu untuk membahas perubahan iklim dan kesehatan.

GridHEALTH.id - COP28 adalah pertemuan tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang membahas isu-isu terkait iklim, dan tahun ini merupakan pertemuan ke-28.

Pada acara tersebut, pemimpin-pemimpin dunia akan berdiskusi tentang strategi mempersiapkan diri menghadapi perubahan iklim di masa mendatang.

Konferensi ini akan diselenggarakan di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), mulai tanggal 30 November hingga 12 Desember 2023.

"COP" merujuk pada "Conference of the Parties" (Konferensi Para Pihak), yang terdiri dari negara-negara yang telah menandatangani perjanjian iklim PBB pada tahun 1992.

Berkenaan dengan COP28, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengusulkan pembahasan serius mengenai dampak perubahan iklim terhadap kesehatan.

Sebab, sangat penting untuk memberikan perhatian penuh pada kesehatan manusia dalam diskusi COP28 dan menyadarkan para pengambil keputusan bahwa mereka bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat seluruh dunia.

"Prioritaskan kesehatan bukan hanya pilihan; itu adalah dasar masyarakat yang tangguh," kata Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO.

Dampak Perubahan Iklim pada Kesehatan

Peristiwa cuaca ekstrem di seluruh dunia dalam beberapa bulan terakhir memberikan gambaran mengerikan tentang apa yang akan terjadi di dunia yang cepat memanas.

Laporan IPCC mengatakan sekitar 3,5 miliar orang - hampir setengah dari umat manusia - tinggal di daerah yang sangat rentan terhadap perubahan iklim.

Kematian akibat panas pada mereka yang berusia di atas 65 tahun telah meningkat 70% di seluruh dunia dalam dua dekade, menurut catatan WHO.

Baca Juga: Perubahan Iklim di Indonesia 2023 Diprediksi Ekstrim, Ada Risiko Kesehatan Manusia yang Terancam

Peristiwa cuaca ekstrem yang semakin sering dan parah, seperti kekeringan, banjir, dan gelombang panas, juga akan membebani infrastruktur kesehatan.

Perubahan iklim memacu lonjakan penyakit menular seperti demam berdarah dan kolera, membahayakan jutaan orang.

Menurut WHO, 7 juta kematian prematur setiap tahunnya disebabkan oleh polusi udara.

Karena itu penting untuk mencegah masa depan yang jauh lebih buruk daripada yang kita lihat sekarang dan perlunya tindakan yang tegas dan kerja sama antar berbagai pihak untuk mengurangi dampak kesehatan dari krisis iklim dan membangun masa depan yang berkelanjutan untuk semua.

Sebab, perubahan iklim mengancam sistem kesehatan di seluruh dunia. Kegagalan bertindak dengan cepat akan membuat kesehatan masyarakat di seluruh dunia rentan terhadap dampak besar perubahan iklim.

Perubahan iklim sudah memengaruhi kesehatan kita, berkontribusi pada penyebaran penyakit menular dan penyakit yang menular sehingga perubahan iklim adalah ancaman langsung terhadap kesehatan yang tidak dapat lagi diabaikan atau dianggap remeh.

Rumah Sakit dan Sistem Kesehatan yang Ramah Lingkungan

Untuk mengurangi dampak negatif pada kesehatan, dipandang perlu untuk mengurangi dan menghentikan emisi, termasuk pada rumah sakit dan layanan kesehatan.

Selain itu, pelatihan staf kesehatan sangat penting dan dukungan diperlukan untuk menyelaraskan sistem kesehatan dengan panduan WHO untuk membangun sistem kesehatan yang ramah lingkungan, yaitu tahan terhadap perubahan iklim dan rendah karbon.

Langkah-langkah mendesak sungguh diperlukan, termasuk beralih ke sumber energi bersih, untuk melindungi kesehatan manusia.

Infrastruktur kesehatan juga berkontribusi terhadap emisi dan menjadi lebih ramah lingkungan. Ini melibatkan dekarbonisasi sistem kesehatan, digitalisasi kedokteran, dan pelaksanaan praktik berkelanjutan di rumah sakit dan fasilitas kesehatan untuk mengurangi 5% emisi global yang dikaitkan dengan sektor kesehatan.

Baca Juga: Perubahan Iklim Itu Nyata, Hutan Hilang 10 Kali Luas Lapangan Bola Setiap Menit, Ini Hasilnya Jika Bumi Hancur

Lebih dari 1 miliar orang di seluruh dunia dilayani oleh fasilitas kesehatan dengan pasokan listrik yang tidak dapat diandalkan atau tidak ada listrik sama sekali.

Untuk negara-negara berpenghasilan rendah yang kekurangan akses listrik, diperlukan percepatan akses ke energi bersih.

WHO bekerja dengan mitra untuk mempercepat elektrifikasi fasilitas kesehatan melalui energi terbarukan dan untuk menyelaraskan pasokan medis serta memimpin perubahan transformatif menuju sumber energi yang lebih bersih, layanan yang lebih baik, dan mengurangi ketergantungan pada diesel dan gas.

Hari Kesehatan dalam COP28

Dalam COP28, WHO bersama mitra-mitra menyelenggarakan Hari Kesehatan pertama dalam Konferensi Iklim PBB COP28, yang berlangsung di Dubai, UAE.

Hari Kesehatan yang pertama kali diselenggarakan ini bertujuan untuk menunjukkan keterkaitan antara iklim dan kesehatan serta mengintegrasikan kesehatan dalam agenda perubahan iklim.

Untuk pertama kalinya, sejumlah besar menteri kesehatan akan menghadiri COP28. Kehadiran sejumlah besar menteri kesehatan menegaskan komitmen untuk memprioritaskan kesehatan dalam konteks diskusi perubahan iklim dan memperkuat komitmen kita untuk menciptakan masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Pertemuan sejarah ini akan berfokus pada mengatasi titik temu antara kesehatan dan perubahan iklim.

Baca Juga: Lahirnya Aneka Penyakit Infeksi karena Krisis Iklim, Langya Salah Satunya