Find Us On Social Media :

Pneumonia Misterius Mewabah di China, Ini Imbauan Kemenkes untuk Mencegahnya

Penggunaan masker terutama saat sakit, untuk mencegah pneumonia.

GridHEALTH.id - Kasus penyakit gangguan pernapasan, khususnya pada anak-anak, dilaporkan mengalami peningkatan di China.

Otoritas kesehatan wilayah China bagian utara melihat peningkatan penyakit mirip influenza ini, terjadi sejak pertengahan Oktober.

Pada 21 November, ProMed sebuah sistem pengawasan penyakit masyarakat mengeluarkan pemberitahuan terkait laporan pneumonia misterius.

Peringatan terkait kasus pneumonia ini, dikeluarkan setelah rumah sakit di Beijing dan Liaoning, dibanjiri oleh pasien anak-anak.

Melansir Sky News (27/11/2023), ProMed mengatakan laporan menunjukkan meluasnya wabah penyakit pernapasan yang tidak terdiagnosis ini.

"Laporan tersebut tidak mengatakan bahwa ada orang dewasa yang terkena dampaknya, hanya menunjukkan adanya paparan di sekolah," jelas mereka.

Rumah sakit anak di Beijing menyebutkan, setidaknya ada 7.000 pasien yang dirawat setiap hari, melebihi kapasitas.

Sementara itu, rumah sakit anak terbesar di dekat Tianjin juga melaporkan kondisi serupa. Mereka menerima lebih dari 13.000 anak di unit rawat jalan dan gawat darurat dalam satu minggu.

Pihak berwenang mengaitkan kejadian ini dengan pencabutan pembatasan Covid-19 dan beredarnya patogen seperti influenza hingga mycoplasma pneumoniae yakni bakteri yang biasa menyerang anak-anak.

Merespons kejadian pneumonia misterius, WHO mengeluarkan permintaan resmi kepada pemerintah China untuk memberikan data terkait wabah pneumonia ini.

Mereka juga meminta informasi lebih lanjut tentang tren sirkulasi patogen yang dirujuk oleh pemerintah setempat.

Baca Juga: Pneumonia Misterius di China, Diawali Mycoplasma pneumoniae yang Menyerang Anak-anak

Antisipasi Pemerintah Indonesia

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menanggapi kejadian pneumonia misterius yang menyerang anak-anak di China.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, masyarakat untuk tidak terlalu khawatir.

"Kita sebenarnya enggak perlu terlalu khawatir. WHO sendiri sudah mengeluarkan pedoman penyebabnya bakteri. Bakteri tidak seperti virus ya, bakteri jelas ada pengobatannya," katanya saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (28/11/2023).

WHO belum menetapkan kejadian ini sebagai suatu penyakit PHEIC (Public Health Emergency of International Concern).

Kendati begitu, peningkatan kewasapadaan terhadap penyakit tersebut tetap ditingkatkan.

Langkah antisipasi yang dilakukan adalah peningkatan Influenza-like Ilness (ILI) dan juga ada sistem Surveilans Severe Acute Repsiratory Infection (SARI).

"(Bertujuan) memantau kasus-kasus influenza yang tiba-tiba jadi berat atau seseorang dengan gejala berat, diambil sampelnya untuk dilakukan pemeriksaan apakah sama dengan mikroplasma atau bakteri maupun virus lainnya," jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan kalau pengobatan terkait mikroplasma sudah tersedia di Indonesia.

Selain itu, pemantauan juga dilakukan di pintu-pintu masuk negara, terutama pada orang dengan gejala flu.

Sementara itu untuk masyarakat sendiri langkah pencegahan yang dilakukan, seperti menggunakan masker ketika batuk atau pilek.

Lakukan juga perlindungan dengan vaksin influenza, menjaga jarak, mencuci tangan, dan memastikan ventilasi udara baik. (*)

Baca Juga: Kasus Pneumonia Misterius di China yang Menyerang Anak-anak, WHO Masih Menggali Informasi