Find Us On Social Media :

Hati-hati Makan Gorengan Risiko Kolesterol, Ini 3 Tips Pilih Minyak Sehat Menurut Ahli Gizi

Pilih minyak goreng dengan titik didih tinggi dan kaya antioksidan.

GridHEALTH.id - Konsumsi makanan yang digoreng sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia yang sulit dilepaskan.

Tidak hanya dijadikan camilan, beberapa lauk yang dikonsumsi sebagai makanan utama juga kebanyakan diolah dengan cara digoreng.

Dokter spesialis gizi klinik dr. Yohan Samudra, Sp.GK mengatakan berdasarkan sebuah riset, Indonesia menjadi negara nomor satu pengonsumsi minyak goreng di dunia.

"Ternyata, dari riset mengungkapkan bahwa negara pengonsumsi minyak goreng terbesar di dunia adalah Indonesia, nomor dua adalah India," katanya dalam konferensi pers Sania Royale Rice Bran Oil, Kamis (7/12/2023).

Ia juga mengatakan, studi tersebut menunjukkan adanya perburukan terhadap kebiasaan makan pada generasi muda dan dewasa.

Dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti kurangnya edukasi gizi, pengaruh media sosial, tekanan lingkungan, dan emotional eating (kebiasaan makan yang dipengaruhi suasana hati).

Kebiasaan ini menjadi masalah, karena dibarengi dengan gaya hidup sedentary yang malas bergerak.

"Jadi kalau dilihat dari persentasenya, usia produktif atau dewasa, olahraganya sangat minimal. 25-44 tahun yang kurang sekali kebugarannya adalah 65,2%. Jadi lebih dari setengah itu tidak bugar," ujarnya.

Konsumsi gorengan dan gaya hidup kurang aktif, akan meningkatkan risiko terjadinya sindrom metabolik.

Terlebih, karena kalori yang terkandung dalam minyak jumlahnya lebih besar dibanding dari makanan sumber karbohidrat dan protein.

"Salah satunya menyebabkan kelebihan berat badan. Kalau kelupaan, keasyikan makan gorengan dan lemak, akhirnya perutnya mulai buncit," katanya.

Baca Juga: Mitos vs Fakta, Benarkah Makan Gorengan Bisa Menyebabkan Batuk?