Find Us On Social Media :

Mengenal Terapi Pengobatan Stem Cell, Bisa Dilakukan untuk Penyakit Apa Saja?

Sel punca berasal dari tulang sumsum maupun tali pusar.

GridHEALTH.id - Pengobatan dengan terapi stem cell (sel punca) disebut efektif menangani masalah kesehatan yang sulit ditangani secara konvensional.

Ini termasuk dalam kategori advanced teraupetic medicine (pengobatan teraupetik tingkat lanjut), yang akan membantu meregenerasi sel.

Sel punca yang digunakan dalam pengobatan ini bisa bersumber dari sumsum tulang belakang, tali pusar, maupun jaringan lemak dan kulit.

Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI L. Rizka Andalucia mengatakan, metode pengobatan ini termasuk dalam pilar transformasi kesehatan dan sesuai dengan UU No. 17 tahun 2023 tentang Kesehatan.

"Ini sangat inline dengan agenda sistem transformasi kesehatan khususnya transformasi kesehatan pilar yang keenam, yaitu transformasi teknologi kesehatan," kata Rizka di kawasan Jakarta Pusat, Senin (11/12/2023).

Ia melanjutkan, di beberapa negara dunia salah satunya Amerika Serikat, pengobatan dengan terapi ini berkembang pesat.

FDA atau BPOM Amerika Serikat, telah memberikan izin 32 jenis pengobatan tingkat lanjut.

"Di US FDA sendiri sudah ada 32 produk advaced therapy yang mendapatkan approval, baik itu dalam bentuk stem cell, cell therapy, atau gen therapy," jelasnya.

Kendati demikian, belum ada satu pun metode tersebut yang bisa dinikmati oleh masyarakat di Indonesia.

Pasalnya, saat ini terapi stem cell di Indonesia masih berbasis riset pelayanan dan belum menjadi standar pengobatan.

"Jadi artinya kita mengharapkan suatu saat pelayanan sel punca akan menjadi sebuah standar," kata dr. Sunarto, Direktur Tata Kelola Pelayanan Kesehatan.

Baca Juga: Wanita di AS Dikabarkan Sembuh dari HIV Usai Transplantasi Sel Punca, Apa Itu?

Apa Saja Penyakit yang Bisa Ditangani dengan Stem Cell?

Cyntia Retna Sartika selaku direktur laboratorium ProSTEM mengatakan, pihaknya sudah melakukan uji klinik terhadap sejumlah penyakit.

Dari hasil uji klinik pada fase pertama, didapati efek positif terhadap kondisi retinitis pigmentosa.

"Retinitis pigmentosa itu kelainan retina yang merupakan kelainan genetik. Awalnya kita mengatakan tidak mungkin disembuhkan dengan stem cell. Tapi ternyata, bisa mengatasi akibat kelainan genetiknya," ujarnya.

Ia menjelaskan, biasanya pengidap penyakit tersebut kondisinya dalam kurun waktu kurang lebih lima tahun, bisa terjadi kebutaan.

"Tapi alhamdulillah sekarang saya sudah mempelajari sudah lima tahun, pasien-pasien yang diberikan (pengobatan stem cell), belum mengalami penurunan (kondisi)," jelasnya.

Lebih lanjut, Cyntia juga mengatakan, pasien-pasien retinitis pigmentosa yang ikut serta dalam uji klinik fase pertama kondisinya akan diteliti lagi.

Sehingga, bisa mengetahui efek jangka panjang dari pengobatan sel punca yang telah dilakukan.

Tak hanya pada kasus kelainan pada retina, uji klinik juga sudah dilakukan terhadap penyakit lain di antaranya kelainan jantung, osteoarthritis, sirosis hati, diabetes melitus, stroke, dan PCOS (polikistik ovarium sindrom).

Ketua Komite Pengembangan Sel Punca Prof. Amin Soebandrio mengingatkan, terapi ini jangan dianggap sebagai peluru ajaib yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit.

Jadi sebelum melakukannya, perlu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu dengan dokter yang berkompetensi, sehingga pengobatan bisa disesuaikan dengan kondisi pasien.

"Jadi harus ada indikasi apa, jelas. Sehingga kita tahu diarahkannya ke mana, (dan tahu) nanti jumlah stem cell yang akan diberikan," pungkasnya. (*)

Baca Juga: Ilmuwan Hasilkan Sel Punca Penghasil Insulin Untuk Diabetes Tipe 1