Di Singapura misalnya sebagai contoh, dari data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan Singapura pada akhir pekan lalu menunjukkan angka yang mengkhawatirkan, sesuai rilis tanggal 15 Desember 2023.
Perkiraan jumlah kasus COVID-19 di Singapura dalam rentang waktu 3 hingga 9 Desember 2023 mengalami peningkatan signifikan menjadi 56.043 kasus, dibandingkan dengan 32.035 kasus pada minggu sebelumnya.
Terdapat peningkatan dalam rata-rata harian rawat inap RS di Singapura akan COVID-19 menjadi 350 kasus, dibandingkan dengan 225 kasus pada minggu sebelumnya.
Selain itu, rata-rata harian kasus yang memerlukan Unit Perawatan Intensif (ICU) di Singapura juga meningkat menjadi sembilan kasus, dibandingkan dengan empat kasus pada minggu sebelumnya.
Varian JN.1, yang merupakan turunan dari BA.2.86, saat ini menjadi penyumbang utama kasus COVID-19 di Singapura.
Karena penyebarannya yang cepat, WHO mengklasifikasikan varian JN.1 sebagai variant of interest (VOI) terpisah dari garis turunan utama BA.2.86.
Sebelumnya, varian ini diklasifikasikan sebagai VOI dan sebagai bagian dari sublineage BA.2.86.
WHO mengatakan bahwa berdasarkan bukti selama ini, risiko kesehatan masyarakat global tambahan yang ditimbulkan oleh JN.1 saat ini dinilai rendah.
Meskipun demikian, dengan dimulainya musim dingin di terutama di Amerika Serikat dan Eropa, JN.1 dapat meningkatkan kasus infeksi saluran pernapasan di banyak negara.
Vaksin saat ini terus melindungi terhadap penyakit berat dan kematian akibat JN.1 dan varian SARS-CoV-2 lainnya yang sedang beredar, virus yang menyebabkan COVID-19.
Baca Juga: 4 Kasus COVID-19 Varian JN.1 Terdeteksi di Indonesia, Ada di Jakarta dan Batam