"Jika kebanyakan, insulin akan diproduksi lebih banyak lagi dan terjadi proses pembentukan resistensi insulin," ujarnya.
Sehingga, insulin tidak bekerja sebagaima mestinya, yang mengubah gula menjadi energi.
Belum lagi, jumlah gula dalam tubuh dan produksi insulin yang tidak seimbang dengan reseptornya.
"Karena saking banyaknya gula dan insulin, padahal reseptornya terbatas. Belum lagi kalau kandungan gulanya tinggi dalam darah, merusak reseptor insulin yang ada. Jadi mengalami disfungsi," kata dokter Decsa.
Ia melanjutkan, "Sehingga tidak bisa dimasukkan lagi, jadinya apa? Diabetes. Kadar gula dalam darah tinggi."
Risiko masalah kesehatan akibat kebiasaan konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan ini, tentunya tidak boleh disepelekan.
Apalagi, kasus penyakit ini di Indonesia juga terbilang cukup tinggi dan termasuk dalam 10 besar negara-negara di dunia dengan prevalensi diabetes tertinggi menurut International Diabetes Federation (IDF).
Diabetes dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan serius, yang dapat merugikan pengidapnya.
Komplikasi diabetes yang banyak ditemui yakni gangguan penglihatan, gangguan saraf, dan gangguan fungsi ginjal.
Selain itu, risiko penyakit arteri koroner, penyakit arteri perifer, gagal jantung, dan penyakit serebrovaskular juga akan meningkat pada pengidap diabetes.
Karena itu, perhatikan konsumsi MBDK. Meskipun menyegarkan, ada bayang-bayang penyakit diabetes yang mengintai, bila dikonsumsi secara berlebihan. (*)
Baca Juga: Penderita Asam Urat Tidak Boleh Minum Apa? Teh Ternyata Salah Satunya!