Find Us On Social Media :

Jangan Konsumsi Terlalu Banyak, 5 Sayuran Lezat Ini Ternyata Mengandung Asam Urat Tinggi

Sayuran yang mengandung asam urat tinggi

4. Kacang-kacangan

Meskipun bukan sayuran, kacang-kacangan seperti kacang merah, kacang kedelai, dan kacang polong mengandung purin.

Mengonsumsi kacang-kacangan ini dalam jumlah besar dapat berkontribusi pada peningkatan kadar asam urat.

5. Wortel

Wortel adalah sayuran yang umumnya dianggap sehat, tetapi sebagian kecil orang dapat merespons wortel dengan peningkatan kadar asam urat. Ini tidak berlaku untuk semua orang, tetapi perlu diwaspadai terutama bagi mereka yang sensitif terhadap purin.

Cara mengelola asam urat tinggi

1. Pilih sayuran rendah purin

Fokus pada sayuran seperti brokoli, kembang kol, kale, dan selada hijau yang rendah purin dan tetap memberikan nutrisi yang baik.

2. Kurangi konsumsi sayuran tinggi purin

Jika Anda memiliki masalah dengan asam urat tinggi, membatasi atau mengurangi konsumsi sayuran tinggi purin seperti bayam, asparagus, dan jamur dapat membantu.

3. Perhatikan porsi dan frekuensi

Meskipun sayuran tertentu mengandung purin, konsumsinya dalam porsi yang moderat dan tidak terlalu sering biasanya tidak menjadi masalah bagi kebanyakan orang.

4. Perhatikan pola makan keseluruhan

Mengonsumsi makanan seimbang, termasuk sayuran dengan bijak, adalah kunci untuk mengelola asam urat tinggi.

5. Konsultasi dengan ahli gizi atau dokter

Jika Anda memiliki riwayat asam urat tinggi atau masalah kesehatan lainnya, konsultasikan dengan ahli gizi atau dokter untuk saran yang lebih spesifik tentang pola makan yang tepat.

Sayuran tertentu seperti bayam, asparagus, jamur, dan kacang-kacangan mengandung purin yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh.

Bagi mereka yang memiliki masalah dengan asam urat tinggi, bijaksana untuk mengatur konsumsi sayuran ini dan memilih sayuran rendah purin untuk menjaga keseimbangan nutrisi dan kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Perhatikan juga pola makan keseluruhan dan konsultasikan dengan ahli gizi atau dokter untuk saran yang lebih spesifik sesuai dengan kondisi kesehatan Anda. (*)

Baca Juga: Mitos atau Fakta, Makan Daging Jadi Penyebab Asam Urat Kambuh?